Gridhot.ID - Tak dipungkiri meski zaman sudah modern, tapi sebagian masyarakat Jawa masih percaya dengan ramalan weton.
Dalam kepercayaan masyarakat Jawa, weton dianggap penting karena berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari.
Apalagi tak sedikit masyarakat Jawa yang menggunakan weton untuk menentukan hari-hari penting, seperti hari pernikahan.
Selain itu, hari sakral ini juga berkaitan dengan kelangsungan hidup rumah tangga di masa depan.
Menurut primbon Jawa, untuk menentukan hari pernikahan terbaik biasanya ada perhitungan weton pasangan.
Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut ulasan lengkapnya yang dihimpun dari TribunBatam.id.
1. Cek weton dari tanggal lahir
Weton merupakan kelahiran yang dihitung dari hari dan pasaran.
Dalam kalender Masehi, ada 7 hari, yakni dari Senin sampai Ahad (Minggu).
Sedang pasaran dalam kalender Jawa ada 5, yakni Pahing, Pon, Wage, Kliwon dan Legi.
Setelah mengecek weton Anda, jangan lupa mengecek juga weton pasangan.
2. Hitung neptu
Neptu adalah angka dari penjumlahan weton yang terdiri dari nilai hari dan nilai pasaran.
Memang, setiap hari dan pasaran memiliki jumlahnya masing-masing.
Untuk itu, kita perlu menghitung jumlah keduanya untuk bisa mendapatkan nilai neptunya.
Berikut daftar nilai hari:
- Ahad = 5
- Senin = 4
- Selasa = 3
- Rabu = 7
- Kamis = 8
- Jumat = 6
- Sabtu = 9
- Pahing = 9
- Pon = 7
- Wage = 4
- Kliwon = 8
- Legi = 5
Misal Anda lahir pada Kamis Legi, maka neptu Anda adalah 13, dari hasil penjumlahan Kamis 8 dan Legi 5.
3. Jumlahkan neptu Anda dan pasangan
Setelah mendapatkan nilai neptu, Anda tinggal jumlahkan neptu Anda dan pasangan.
Misalnya neptu Anda 13, sedang neptu pasangan Anda 17, maka jumlahnya adalah 30.
4. Menentukan hari pernikahan
Setelah menjumlahkan neptu Anda dan pasangan, hitung keduanya dengan perhitungan sebagai berikut:
(Jumlah Neptu + Hari Baik) : 5
Hasil dari perhitungan tersebut harus sisa 3.
Jadi apabila total neptu Anda dan pasangan adalah 30, maka perhitungannya menjadi:
- (30 + 13):5=6, sisa 3
- (30 + 18):5=9, sisa 3
Dari hasil ini, maka Anda sebaiknya menikah di hari yang neptunya adalah 13 dan 18, yaitu Jumat Pon, Sabtu Wage, Ahad Kliwon, Kamis Legi, Senin Pahing dan Sabtu Pahing.
Bulan yang kurang baik
Selain hari baik pernikahan, ada bulan yang dipercaya kurang baik untuk menggelar pernikahan, yakni:
- Tahun Alip: Sura (1)
- Tahun Ehe: Sura (1), Sapar (2), Jumadilakir (6), Rejeb (7), Ruwah (8), Sawal (10)
- Tahun Jimawal: Rejeb (7), Ruwah (8), Sawal (10)
- Tahun Je: Bakda Mulud (4), Jumadilawal (5), Jumadilakir (6), Rejeb (7), Ruwah (8), Pasa (9), Besar (12)
- Tahun Dal: Jumadilakir (6), Rejeb (7), Pasa (9), Sawal (10)
- Tahun Be: Jumadilakir (6), Besar (12)
- Tahun Wawu: Sapar (2), Mulud (3), Bakda Mulud (4), Jumadilawal (5), Pasa (9)
- Tahun Jimakir: Mulud (3), Jumadilawal (5), Rejeb (7), Ruwah (8), Sawal (10), Besar (12)
Pemilihan hari di dalam hitungan weton Jawa terbagi menjadi 2, yaitu Saptawara dan Pancawara.
Saptawara adalah hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu dan Minggu sedangkan Pancawara adalah Pon, Wage, Kliwon, Legi dan Pahing.
Dalam kepercayaan Jawa, hari yang buruk adalah yang jatuh pada Ahad Pahing, Sabtu Pon, Jumat Wage, Selasa Kliwon, Senin Legi dan Kamis Wage.
Adapula hari sangat buruk, yaitu yang jatuh pada Rabu Legi, Ahad Pahing, Kamis Pon, Selasa Wage dan Sabtu Kliwon.
Tanggal buruk di masing-masing bulan
Setiap bulan terdapat tanggal-tanggal yang dipercaya buruk untuk melangsungkan pernikahan, yaitu:
- Sura: 17, 27, 11, dan 14
- Sapar: 19, 22, 1, dan 20
- Mulud: 13, 23, 10, dan 15
- Bakda Mulud: 15, 25, 10, dan 20
- Jumadilawal: 16. 26, 10, dan 11
- Jumadilakir: 11, 21, 3, dan 14
- Rejeb: 12, 22, 11, dan 12
- Ruwah: 14, 24, 19, dan 28
- Pasa: 15, 25, 10, dan 20
- Sawal: 17, 27, 2, dan 20
- Sela: 11, 21, 6, dan 12
- Besar: 13, 23, 1, dan 20
(*)