"Pertama kali security nanya sama Ferry ada apa, dan saya lihat betul bagaimana Ferry mengatur body language, bagaimana dia mengatur mimiknya," ucapnya.
Saat sang suami berbohong, Venna mengaku baru sadar Ferry bukan lagi baik untuk jadi pemimpin rumah tangganya.
"Dia bilang 'saya nggak tahu apa-apa, bukan saya', di situlah saya syok, di situlah saya sadar ini bukan imam saya," tambahnya.
Setelah itu, Venna menceritakan datang perwakilan polisi dari Kapolresta Kediri dan menanyakan hal yang sama seperti petugas keamana hotel.
"Nggak berapa lama akhirnya polisi datang, intel dari Kapolresta Kediri menanyakan kembali kepada Ferry, 'ada apa ini pak?'," ujarnya.
Pertanyaan itu dilontarkan polisi saat mereka masih berada di tempat kejadian perkara (TKP) dengan Venna yang masih berdarah.
"Itu di TKP, saya masih berdarah, darah masih ada di lantai, masih banyak orang dari (hotel) Grand Surya Kediri," katanya.
Lagi-lagi, Venna menyebut Ferry Irawan masih tidak mengakui perbuatannya.
"Kemudian dia bilang lagi, 'saya nggak tahu apa-apa, bukan saya'," imbuh Venna.
Dari kebohongan Ferry itu lah, Venna Melinda akhirnya membuat keputusan untuk membawa kasus KDRT yang dialaminya ke jalur hukum.
"Di situ benar-benar saya tersadar tidak ada pilihan lain, kecuali saya melanjutkan laporan polisi, karena itulah jalan yang harus saya tempuh," terangnya.