"Kita sementara melakukan pencarian apakah pilot disandera atau tidak. Kami perlu saksi apakah dia diamankan KKB atau pada saat pesawat dibakar dia melarikan diri," kata Wakapolda Papua, Brigjen Pol Ramdani Hidayat.
Wakapolda mengatakan, kondisi Distrik Paro belum teridentifikasi dengan baik karena pihaknya hanya memantau melalui kamera drone.
"Intinya, semua masih mendalami informasi keberadaan pilot. Hari ini kami masih fokus penyelamatan 15 pekerja Puskesmas," ujarnya.
Saat ini, kata Ramdani, pihaknya belum bisa mengatakan apakah pilot itu disandera atau tidak karena saksinya belum ada.
"Untuk saksi itu lima penumpang Susi Air yang ke Paro, Selasa kemarin juga belum dimintai keterangan," katanya.
Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan TribunPapua, 8 Februari 2023, sementara Pj Bupati Nduga, Namia Gwijangge mengatakan, informasi pengancaman KKB tersebut diperoleh dari pelaksana pekerja Puskesmas Paro.
"Saya mendapat informasi itu dan melakukan komunikasi sehingga 15 pekerja bisa diselamatkan," katanya.
Ia mengatakan, saat ini pilot masih tertahan disana oleh KKB tetapi masyarakat telah mengamankan pekerja.
"Saya atas nama pribadi dan pemerintah Kabupaten Nduga mengucapkan terimakasih kepada TNI-Polri," jelasnya.
Sebelumnya Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menyebut keberadaan pilot pesawat Susi Air sudah terdeteksi pasca-insiden pembakaran di Bandara Distrik Paro, Nduga, Papua.
Meski begitu, hingga kini pilot yang merupakan warga negara Selandia Baru bernama Philips Max Marthin masih belum ditemukan.