Dudung menyatakan bahwa ia bertolak ke Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, untuk melihat pemberangkatan pasukan.
"Pada hari ini saya akan ke Halim, saya akan melihat pasukan yang akan diberangkatkan ke Papua, saya akan memberikan moril kepada mereka," kata Dudung kepada awak media di Markas Besar AD, Jakarta.
Saat ditanya soal tujuan penambahan pasukan guna mencari keberadaan Philips dan menebalkan pengamanan di Paro dari kelompok kriminal bersenjata, Dudung membenarkannya.
"Kira-kira begitulah. Dua-duanya, target itu harus tercapai," ujar Dudung.
Di sisi lain, melansir Kompas TV, Kapolda dan Pangdam setempat tengah berkoordinasi dengan sejumlah tokoh masyarakat dan gereja, untuk membantu penyelamatan pilot Susi Air.
Selain kondisi lapangan yang menyulitkan deteksi lokasi sang pilot, mantan Kepala Badan Intelijen Strategis TNI, Laksamana Muda Purnawairawan Soleman Pontoh juga menyoroti pendekatan yang dipilih, agar tidak mengorbankan keselamatan sandera.
Direktur Eksekutif Amnesti Internasional Indonesia, Usman Hamid, berpandangan, dugaan penyanderaan pilot Susi Air oleh KKB pimpinan Egianus Kogoya untuk tujuan politis, justru kontradiktif bagi kelompok kriminal bersenjata itu, karena melanggar hukum internasional.
Sebagaimana diketahui dari Kompas.com, pesawat Susi Air itu hilang kontak sesaat usai mendarat di Bandara Paro, Selasa (7/2/2023). Representative Susi Air Donal Fariz menjelaskan, awalnya pesawat itu hilang kontak pada pukul 06.17 WIT.
Lalu, pesawat itu dilaporkan terbakar.
Usai dibakar, muncul simpang siur bahwa sang pilot disandera KKB.
Namun, hal ini dibantah oleh Panglima TNI Laksamana Yudo Margono.