GridHot.ID - Setiap umat muslim dianjurkan untuk selalu menjaga pikiran agar selalu bersih.
Berikut ini amalan doa untuk menghilangkan pikiran kotor.
Amalan doa tersebut bisa memantapkan hati untuk tak mengulangi berbagai perbuatan dosa dan Maksiat.
Melansir bangkapos.com, tidak ada yang mengetahui seperti apa isi hati seseorang. Hanya orang tersebut, serta Allah SWT yang mengetahui isi hati seseorang.
Sebagai seorang manusia, tentu ada pikiran- pikiran tertentu yang melintas dan tak dapat dihindari. Padahal, dalam Islam kita diharuskan untuk menjaga pikiran dan hati.
Agar jiwa kita selalu ditetapkan dalam ketakwaan, ada sebuah doa yang perlu dibaca oleh orang Islam.
Berikut ini adalah doa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, agar ummatnya mampu mengendalikan hawa nafsu yang bergejolak dalam diri termasuk dalam menjaga pikiran dari hal-hal kotor. Salah satu di antaranya adalah memanjatkan doa kepada Allah SWT.
Allah berfirman dalam surat Yusuf Ayat 53 yang artinya: Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang.
Dalam sebuah hadis Nabi dituturkan, Rasulullah benar-benar menyuruh bagi umat Islam untuk mengendalikan nafsu dengan sebuah analogi peperangan. Analogi tentang betapa beratnya melawan hawa nafsu yang bergejolak dalam diri.
Perintah Nabi dalam sebuah hadis, 'Berjuanglah untuk melawan hawa nafsumu sebagaimana kamu berjuang melawan musuh-musuhmu.''
Meski begitu, Nabi juga mengajarkan sebuah doa untuk melawan dan mengendalikan hawa nafsu ini. Anda bisa membaca doa ini setelah salat wajib maupu di waktu-waktu mustajab lain untuk doa.
Dilansir dari tribunjabar.id, sebagai seorang muslim yang bertakwa, kita dianjurkan untuk senantiasa menjaga pikiran dan hati yang bersih, serta menjauhi hal-hal yang munkar.
Hadirnya prasangka dan pikiran kotor tidak baik bagi manusia, hal ini akan memengaruhi hati serta perilakunya.
Dengan memiliki hati yang bersih, akan membuat hidup menjadi tentram dan dijauhkan dari hal-hal yang akan merugikan diri sendiri dan lingkungan sekitar.
Namun terkadang manusia hanya fokus pada kehidupan dunia dan kita lupa untuk meminta dilindungi dari akhlak yang buruk, diberiksn hati yang bersih, dijauhkan dari maksiat, atau dihindarkan dari penyakit.
Dalam ceramahnya Ustadz Abdullah Gymnastiar, atau yang biasa dikenal dengan nama Aa Gym mengungkapkan, meminta kenikmatan dunia saja bukan hal yang tidak boleh, tetapi memanjatkan doa agar diberi akhlak yang baik dan memiliki hati yang bersih merupakan doa yang disukai Allah SWT.
Allah SWT lebih suka ketika melihat hambanya merintih, menghibah dan merengek berdoa serta bertawakal kepada Nya untuk meminta hati yang bersih.
Lalu sudahkah kita meminta hati yang bersih dam setiap doa yang dipanjatkan?
Sebetulnya jika kita sudah tahu cara yang terbaik untuk mendapatkan hati yang bersih, tentu hal tersebut akan mudah didapatkan.
Salah satu caranya adalah dengan meminta pertolongan melalui doa, sebagaimana amalan yang dibaca oleh Aa Gym saat bersyiar kepada jemaahnya.
Berikut doa yang bisa diamalkan untuk meminta hati yang bersih, seperti yang dibagikan Aa Gym.
Doa Meminta Hati yang Bersih
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ziyad bin ‘Illaqah dari pamannya, Quthbah bin Malik, ia berkata bahwa Nabi Muhammad SAW berdoa yang bacaannya sebagai berikut:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ مُنْكَرَاتِ الأَخْلاَقِ ، وَالأَعْمَالِ ، وَالأَهْوَاءِ
Allohumma inni a’udzu bika min munkarootil akhlaaqi wal a’maali wal ahwaa.
Artinya: “ Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari akhlak, amal, dan hawa nafsu yang jelek.”
Dalam doa tersebut kita meminta perlindungan dari akhlak yang jelek dari sisi syari’at, termasuk pula perlindungan dari sesuatu yang buruk secara batin.
Dengan terhindarnya dari akhlak munkar akan membawa kita ke jalan yang lebih baik dan membersihkan hati dari prasangka buruk.
Semoga dengan doa dibagikan Aa Gym tersebut bisa menjadi pembuka agar kita semangat dalam meraih hati yang bersih dan prasangka yang baik. (*)