Faizal menyebut, AN mengaku membeli amunisi itu seharga Rp200.000 per butir.
Sehingga, total dana untuk pembelian amunisi itu diperkirakan mencapai Rp123 juta.
"Jadi kita yakin sekali dia akan dibawa ke Nduga. Tapi, kemungkinan akan bertemu dengan jaringan yang lain di Wamena. Kemudian baru dibawa ke Nduga," bebernya.
ASN tersebut juga diduga memiliki jaringan terhadap kelompok yang terlibat dalam kasus pembunuhan anggota Brimob, Bripda Diego Rumaropen, beberapa waktu lalu.
"Setelah kita analisa antara kelompok yang menyerang Bripda Diego itu kemudian dengan ini ada beberapa titik temunya. Dan memang arahnya ke kelompok Nduga," ucapnya.
Dikatakan, penangkapan ini tak terlepas dari menipisnya stok amunisi dan senjata yang dimiliki KKB.
Karena itu, KKB mengeluarkan beberapa orang sebagai penghubung yang bertugas mencari amunisi dan senjata.
"Dan dari hasil penyelidikan kami. Kami tahu mereka sedang mengeluarkan beberapa penghubung-penghubung untuk mencari senjata dan amunisi,” tandasnya.
Sumber Dana
Dilansir dari Kompas.com, A, sekretaris desa dan GK, salah satu kepala Kampung di Kabupaten Nduga diduga terlibat dalam kasus pembelian amunisi untuk KKB Papua.
Dicurigai mereka berdua menjadi pemberi uang kepada oknum ASN Nduga berinisial AN yang tertangkap telah membawa satu pucuk senjata api dan 615 butir amunisi.