Berada di garis komando TNI-AU, tindakannya dalam penyelamatan yang sangat terukur dan berani.
Tentu saja karena Kopda Ahmad Nofrizal seorang prajurit yang sangat terlatih, siap tempur di segala medan.
Pada ketinggian 75 kaki atau setara dengan 23 meter, dengan erat tangan Kopda Ahmad Nofrizal memeluk Rusdi yang terbaring sakit agar tidak terlempar dari tandu.
Tiupan angin lebih dari 15 knot membuat Kopda Ahmad dan Kapolda berputar-putar seperti gasing, semakin tinggi tandu (dragbar) diangkat, maka putarannya semakin melesat.
"Saya diperintah komandan untuk memastikan keselamatan Pak Kapolda sampai atas (helikopter). Maka saya pegang erat-erat agar selamat," kata Kopda Ahmad melalui pesan singkat, Selasa (23/2/2023).
Dia mengaku tidak 100 persen percaya dengan alat yang terpasang, meskipun sudah aman (safety) dan terikat kuat.
Penyelamatan darurat untuk keselamatan orang yang sedang dievakuasi harus tanpa kesalahan (zero mistake).
Banyak orang-orang penasaran apakah sang pasukan khusus ini pusing dan merasakan takut saat berputar-putar lebih 10 kali di udara?
Kopda Ahmad mengaku tidak merasa pusing apalagi takut. Sebagai penerjun bebas (free fall) membuat lelaki ini cepat menyesuaikan diri di segala medan.
"Kami punya banyak keahlian, di antaranya penerjun bebas, pengendali tempur, dan spesifikasi SAR," kata dia.
Kopda Ahmad bercerita, dia bersama tujuh orang pasukan elit TNI-AU lainnya, termasuk komandannya, turun untuk mengevakuasi Kapolda Jambi dan para penumpang heli lainnya.