"Satu tidak boleh tangan terlalu tinggi karena terlau tinggi jatuhnya keras, patah, tidak boleh pada alat vital, pukul kemaluannya maaf, impoten dia seumur hidup, tidak boleh cacat pada fisik, ditarik telinganya sampai tanggal sebelah tak boleh, sifatnya hanya memberikan efek jera.
Kalau perlu tidak pukul tapi sekedar menakuti, cambuk digantungkan di ruang tamu, sehingga dia (anak) tengok ada cambuk, awas, walaupun tidak pernah dicambuk," ujarnya.
Lantas bagaimana cara Rasulullah shalallahu alaihi wa salam mendidik anak-anaknya?
"Bagaimana cara Rosullallah mendidik anak-anaknya? Nabi menggendong dan mencium Sayyidinal Hassan, Sayyidinal Husein, ketika dia peluk dia cium datang seorang Arab Baduui, apa kata dia anakku 10, satu pun tidak pernah aku cium, orang Arab Baduui tu keras, tempat kita se preman-premannya orang, bertato rambut metal tapi kalau sudah datang anak kecil, hilang premannya.
Lalu apa kata nabi? yang sayang itu hanyalah penyayang dan dialah yang akan dapat sayang dari Allah, kau sayangi makhluk di bumi maka yang di langit akan menyayangimu, malaikat-malaikat akan menyayangimu, maka kita sayang kepada anak, tapi bukan sayang yang mencelakakan, sayang yang menurut pemahaman yang benar," papar Ustadz Abdul Somad.
(*)
Source | : | Kompas.com,bangka pos |
Penulis | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar