Tidak hanya mengancam, Ian bahkan merasa saat itu dia dan teman-temannya seperti disekap di backstage.
"Dia menyekap dengan mengunci pintu, di dalam bodyguard full, di luar full," kata Ian.
"Kenapa kita bilang disekap, anak kita mau masuk enggak boleh, manajemen kita mau masuk enggak boleh. Semua dilarang," sambungnya.
Atas perlakuan yang diterimanya usai konser di Johor Bahru itu, Ian mengaku sempat bingung dan tidak tahu alasan hingga dia dan teman lainnya di Radja diperlakukan demikian.
Sampai akhirnya dia tahu penyebab itu semua karena adanya kesalahpahaman antara pihak event organizer dengan pihak kementerian Pariwisata.
Belakangan Ian juga baru tahu bahwa Muren, pria yang disebutnya melakukan pengancaman itu merupakan ajudan pribadi seorang pejabat di Johor Bahru.
"Kalau analisa kami, kenapa dia kayak merasa full power, setelah kami tahu, dia ini ternyata ajudan petinggi pejabat Johar," ucap Ian.
Diberitakan Kompas.com sebelumnya, ian Kasela juga mengaku ketakutan ketika aksi pengancaman itu terjadi.
"Dia (pelaku) emosi dengan kata-kata ‘You Indonesia mati kalau saya dengar kalian balik lagi (ke Malaysia),” kata Ian Kasela di Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Ciracas, Jakarta Timur.
Dari perkataan itu yang membuat Radja langsung ketakutan.
“Makin drop-lah kita itu, jujur. Kita bertiga bukan duduk begini, kita duduk enggak berani, udah nunduk saja semua,” tutur Ian Kasela.