Namun, bagi umat Islam yang tinggal di belahan Bumi utara, jumlah jam puasa pada tahun ini akan sedikit lebih pendek dan akan terus berkurang hingga tahun 2031 mendatang.
Ketika itu, Ramadan diperkirakan akan mencakup titik balik matahari musim dingin, hari terpendek dalam setahun.
Setelah itu, jam puasa akan kembali bertambah hingga titik balik matahari musim panas, hari terpanjang dalam setahun di belahan Bumi utara.
Dikutip dari Al-Jazeera, Kota Nuuk di Greenland menjadi kota terlama dalam menjalani puasa, yaitu mencapai 18 jam 12 menit.
Greenland merupakan pulau terbesar di dunia, yang berada di Lautan Arktik dan Atlantik dan terletak pada utara dunia, serta merupakan bagian dari Kerajaan Denmark.
Sementara itu, kota tercepat dalam melaksanakan puasa adalah Christchurch, Selandia Baru, yang memiliki waktu puasa mencapai 12 jam 17 menit.
Ibu Kota Indonesia, Jakarta sendiri termasuk yang tercepat dengan perkiraan lama berpuasa sekitar 13 jam.
Bulan Ramadan sendiri dimulai pada waktu yang berbeda pada setiap tahunnya, karena penanggalan Islam berdasarkan bulan atau sering disebut hijriyah, berbeda dengan kalender Gregorian atau masehi.
Karena penanggalan bulan lebih sedikit 11 hari ketimbang Gregorian, maka bulan Ramadan akan terjadi dua kali pada 2030 mendatang.
(*)