Pun Yuri mengaku siap bertanggung jawab secara adat melalui upacara Mecaru yang akan dilaksanakan pihak pemangku adat Gunung Agung, Kecamatan Rendang, Karangasem.
Selain itu, Yuri juga siap dideportasi atas pelanggarannya berdasarkan aturan keimigrasian.
Turis asing pamer alat kelamin di puncak sejati Gunung Agung Bali.
Niluh berharap dari kejadian ini, turis asing lainnya bisa belajar menghormati adat istiadat di Bali.
Yuri juga diminta agar menyampaikan kepada sesama turis asing lainnya agar dilarang membuka usaha di Bali tanpa izin yang semestinya.
"Diharapkan Yuri akan menjadi perpanjangan tangan kita semua dalam menyampaikan pesan kepada semua rekan senegaranya, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di Indonesia, baik secara norma ketimuran, adat, budaya dan juga keharusan memiliki legalitas resmi saat membuka usaha/bekerja.
Pesan akan disampaikan dalam bahas Rusia - Inggris - Indonesia," jelas Niluh.
Lewat akun Instagram miliknya @chila_brazila, Yuri juga menyampaikan permohonan maaf serta siap bertanggung jawab atas perbuatannya pamer alat kelamin di Gunung Agung, Bali.
"Halo, saya pikir kalian melihat postingan dimana saya berdiri di Gunung Agung. Saya ingin meminta maaf untuk tindakan saya yang menodai gunung suci bagi penduduk setempat.
Tidak ada alasan untuk tindakan saya. Satu-satunya hal yang menyebabkan apa yang terjadi adalah ketidaktahuan saya tentang kekhasan agama lokal.
Bagi masyarakat Bali, Gunung Agung merupakan simbol Siwa, prinsip maskulin.
Setelah mempelajari budaya dan agama Bali, saya menyadari kesalahan saya. Gunung Agung adalah simbol suci bagi orang Bali. Siwa menghancurkan alam semesta dalam lingkaran kelahiran kembali yang berkelanjutan. Penduduk setempat menghormati para dewa dan percaya bahwa jika Anda membuat mereka marah, letusan akan terjadi. Dan ini akan menyebabkan kehancuran pulau itu.