"Kalau indikasi ada kelompok luar ingin membantu pergerakan Egianus kami masih dalami," katanya.
Ia mengatakan, KKB yang ada di Papua ini diyakini bukan merupakan satu kesatuan seperti kejadian belakangan yang sering terjadi.
Dikatakan setiap di awal tahun dari bulan Februari-Juli pasti ada peningkatan insentitas.
"Selalu ada seperti itu setiap tahunnya. Jadi harus di gali lebih dalam lagi terkait data yang kian meningkat," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya membakar pesawat Susi Air di Lapangan Terbang Distrik Paro, Nduga, pada 7 Februari 2023.
Egianus Kogoya kemudian menyandera pilot Susi Air, yaitu Kapten Philips Marthen (37) yang berkewarganegaraan Selandia Baru.
Setelah Satgas Damai Cartenz masuk ke Distrik Paro pada 14 Februari 2023, dipastikan Egianus Kogoya dan kelompoknya sudah tidak berada di lokasi.
Selain itu, wilayah Distrik Paro sudah dalam keadaan kosong karena warganya mengungsi ke Distrik Kenyam.
Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri sempat menyebut, Egianus Kogoya meminta tebusan berupa uang dan senjata api untuk membebaskan Kapten Philips Marthen.
Kemudian Egianus Kogoya diketahui sempat berada di Distrik Kuyawage, Kabupaten Lanny Jaya, pada akhir Februari 2023.
Sejauh ini aparat keamanan di Papua terus melakukan pencarian terhadap Kapten Philips Marthen.