GridHot.ID - Ibadah Shalat witir merupakan penutup Shalat malam, seperti Shalat Tahajud maupun Shalat Tarawih.
Shalat witir tidak pernah ditinggalkan oleh Rasul selama hidupnya dalam kondisi apapun.
Selain mengikuti sunnah Rasul, umat muslim yang menunaikan ibadah shalat witir akan menerima hikmah lainnya.
Witir adalah Shalat Sunah muakkadah yang jumlahnya ganjil (1, 3, 6, 9 dan 11).
Dilansir dari Wartakotalive.com, memasuki pertengahan bulan Ramadan 2023, disunahkan untuk membaca doa qunut saat witir setelah sholat tarawih.
Memasuki pertengahan bulan Ramadhan nanti, yaitu 15 Ramadan atau 6 April 2023, Ustadz Abdul Somad mengimbau umat Islam meningkatkan amalan ibadah mengisi hari-hari hingga akhir bulan suci.
Salah satu amalan yang bisa dikerjakan di pertengahan bulan Ramadhan hingga akhir, Ustadz Abdul Somad mengatakan pada sholat Witir hendaknya membaca doa Qunut.
Kini umat Islam telah berada di bulan Ramadhan 1444 Hijriyah bertepatan di bulan Maret dan April 2023.
Pada bulan Ramadhan umat muslim diperintahkan menunaikan puasa dari terbit fajar hingga tenggelam matahari selama 30 hari atau satu bulan.
Selain puasa, umat Islam juga dianjurkan menjalankan amalan-amalan sunnah misalnya sholat Tarawih, Witir, Tahajud, dan Rawatib, memperbanyak dzikir, bersedekah, dan membaca Alquran.
Doa Qunut umumnya dibaca saat sholat subuh. Di pertengahan bulan Ramadhan, Qunut juga dibaca saat sholat Witir yakni disebut qunut witir.
Baca Juga: Simak 5 Amalan Doa Pelunas Utang dan Pembuka Pintu Rezeki, Dilengkapi Cara Agar Doa Cepat Dikabulkan
Qunut sendiri berasal dari Bahasa Arab yang memiliki beberapa makna diantaranya yaitu berdiri lama, diam, selalu taat, tunduk, doa dan khusyuk.
Maksud doa qunut secara istilah adalah doa yang dibaca seorang muslim dalam sholat pada tempat yang dikhususkan semasa berdiri.
Ustadz Abdul Somad menjelaskan doa Qunut memang dibaca shalat Witir di bulan Ramadhan.
"Membaca doa Qunut saat Witir adalah aliran atau mazhab Imam Syafi'i. Qunut tersebut dibaca sejak malam ke-15 Ramadhan," jelas Ustadz Abdul Somad dilansir Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Pakar Lampung.
Dapat ditarik kesimpulan, membaca doa Qunut saat Witir hukumnya sunnah. Ini berbeda dengan pendapat mazhab lainnya.
Sementara mazhab Maliki adalah aliran atau pendapat yang tidak membaca Qunut saat sholat Witir di bulan Ramadhan.
Sedangkan membaca doa Qunut sepanjang tahun adalah mazhab Hanafi dan mazhab Hambali.
Kemudian, Ustadz Abdul Somad menjelaskan jenis Qunut yang terbagi menjadi tiga, yakni Qunut subuh, Qunut nazilah, dan Qunut Witir.
Nabi Muhammad SAW membaca Qunut Nazilah selama sebulan. Ini karena Nabi SAW pernah mengirim para ulama untuk berdakwah namun dibunuh.
Karena itu, Rasulullah SAW memanjatkan doa Qunut untuk melaknat pelaku pembunuh para da'i yang dikirim untuk menyebarkan syiar Islam.
Doa Qunut Witir
Ada perbedaan pendapat di kalangan ulama mazhab terkait pelaksanaan doa Qunut witir.
Ulama mazhab Syafiiyyah melaksanakan Qunut witir pada akhir sholat witir setelah rukuk di pertengahan bulan Ramadhan.
Sedangkan, ulama kalangan Hanafiyah melakukan Qunut witir di rakaat ketika sebelum rukuk setiap sholat sunnah. Sementara itu, menurut mazhab Hanabilah, Qunut witir dilakukan setelah witir dan pengikut Imam Malik menetapkan bahwa Qunut witir tidak disunnahkan.
Menurut mazhab Syafiiyyah, bacaan doa Qunut witir sama seperti doa Qunut subuh. Berikut bacaan doa Qunut witir:
للّ هُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَقِنِيْ شَرَّمَا قَضَيْتَ فَاِنَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْض ى عَلَيْكَ وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّمَنْ عَادَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ وَاَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
Allahhummahdinii fiiman hadait, wa'a finii fiman 'aafait, wa tawallanii fiiman tawal-laiit, wa baarik lii fiimaa a'thait, wa qinii syarra maa qadhait.
Fainnaka taqdhii walaa yuqdha 'alaik, wa innahu laayadzilu man walait, wa laa ya'izzu man 'aadait, tabaa rakta rabbanaa wata'aalait.
Falakalhamdu 'alaa maaqadhait, Astaghfiruka wa'atuubu ilaik, Wasallallahu 'ala Sayyidina Muhammadin nabiyyil ummiyyi. Wa'alaa aalihi washahbihi wasallam.
Artinya: Ya Allah tunjukkanlah padaku sebagaimana pada mereka yang telah Engkau beri petunjuk, dan berilah padaku pengampunan sebagaimana pada mereka yang Engkau beri ampun, dan peliharalah aku sebagaimana pada mereka yang Engkau pelihara, dan berilah padaku keberkatan sebagaimana yang telah Engkau karuniakan pada merek, dan selamatkan aku dari mara bahaya yang telah Engkau tentukan.
Maka sesungguhnya Engkaulah yang menghukum dan bukan yang kena hukum, maka sesungguhnya tidaklah hina pada mereka orang yang Engkau pimpin, dan tidak mulia orang yang Engkau musuhi, Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha tinggi Engkau
Maka bagi Engkau segala puji atas yang Engkau hukumkan, aku mohon ampun kepada Engkau dan aku bertaubat kepada Engkau, dan semoga Allah mencurahkan rahmat dan kesejahteraan atas junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga dan para sahabatnya. (*)