Gridhot.ID - Penglima TNI Laksaman Yudo Margono telah menyatakan pihaknya menaikkan status prajuritnya menjadi siaga tempur di daerah rawan Papua.
Hal ini merupakan buntut dari beberapa penyerangan KKB Papua ke arah prajurit TNI yang terjadi akhir-akhir ini.
Terbaru, serangan KKB Papua dilaporkan telah membuat satu prajurit yaitu Pratu Miftahul Arifin gugur saat berusaha mendekati para penyandera pilot Susi Air.
Dikutip Gridhot dari Antaranews, pengamat intelijen dan pertahanan Ngasiman Djoyonegoro menyatakan sepakat dengan keputusan Panglima TNI terkait status siaga tempur ini.
"Status siaga tempur sudah seharusnya dilakukan oleh TNI mengingat tim gabungan TNI diserang ubkan dalam keadaan siaga perang," ujar Ngasiman.
"Melihat situasi tersebut, penyerangan ini direncanakan oleh KKB. Dalam konteks pertahanan TNI, itu dapat diartikan sebagai ultimatum perang," tambahnya.
Ngasiman menyatakan dalam konteks terorisme, tindakan penyerangan dari KKB menimbulkan rasa tidak aman dan ancaman, sehingga keputusan menaikkan status menjadi siaga tempur sudah sangat pas dilakukan.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, menyusul gugurnya Pratu Miftahul, Panglima Yudo Margono memutuskan untuk meningkatkan operasi pembebasan pilot Susi Air menjadi siaga tempur.
Yudo mengatakan, operasi akan diterapkan di daerah-daerah rawan di Papua, seperti halnya Distrik Mugi yang menjadi tempat kontak tembak antara Satgas Yonif Raider 321 dan KKB.
“Jadi, ke depan dengan adanya kontak tembak seperti ini, daerah-daerah yang kerawanan tinggi akan saya tingkatkan dari operasi yang biasanya pam (pengamanan) rawan,” ujar Yudo saat konferensi pers di Base Off Lanudal Juanda, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (18/4/2023).
Dalam operasi siaga tempur di daerah rawan, Yudo mengungkapkan, tidak ada unsur dari masyarakat yang terlibat.