Baca Juga: Kesempatan yang Tak Boleh Dilewatan, Simak Amalan Doa Agar Ditambahkan Ilmu sebagai Amal Jariyah
Penjelasan BMKG Bidang Informasi Kualitas Udara, Kedeputian bidang Klimatologi BMKG Alberth Nahas, membantah informasi yang viral di media sosial terkait gelombang panas tersebut.
Menurut Nahas, kecil kemungkinan adanya suhu panas melebihi 40 derajat celsius.
"Untuk suhu udara melebihi 40 derajat celsius sangat kecil kemungkinannya terjadi di Indonesia," kata Alberth saat dihubungi Kompas.com, Selasa (18/4/2023).
Dia menjelaskan, menurut World Meteorological Organization, gelombang panas merupakan fenomena kondisi udara panas yang berkepanjangan selama 5 hari atau lebih secara berturut-turut.
Pada saat kondisi tersebut, suhu maksimum harian hanya lebih tinggi hingga 5 derajat celsius atau lebih dari suhu maksimum rata-rata.
Indonesia tidak terjadi gelombang panas Secara dinamika, menurut dia, atmosfer hal tersebut dapat terjadi karena adanya udara panas yang terperangkap di suatu wilayah disebabkan adanya anomali atmosfer sehingga aliran udara menjadi tidak bergerak dalam skala yang luas.
"Fenomena gelombang panas ini biasanya terjadi di wilayah lintang menengah-tinggi seperti wilayah Eropa dan Amerika," paparnya.
Dia mengatakan, secara geografis wilayah Indonesia berada di sekitar wilayah ekuatorial sehingga memiliki karakteristik dinamika atmosfer yang berbeda dengan wilayah lintang menengah-tinggi.
Ia menambahkan, wilayah Indonesia juga memiliki variabilitas perubahan cuaca yang cepat.
"Dengan perbedaan karakteristik dinamika atmosfer tersebut, maka dapat dikatakan bahwa di wilayah Indonesia tidak terjadi fenomena yang dikenal dengan gelombang panas atau Heatwave," jelas Alberth.
Penyebab cuaca panas di Indonesia Ia mengatakan, yang terjadi di wilayah Indonesia merupakan kondisi suhu panas harian yang umumnya disebabkan oleh kondisi cuaca cerah pada siang hari serta relatif signifikan pada saat posisi semu Matahari berada di sekitar ekuatorial.