Gridhot.ID - Ustaz Abdul Somad menjelaskan tentang amalan dalam Islam yang bisa membantu untuk memperlancar usaha.
Ustaz Abdul Somad kemudian menjelaskan apakah amalan tersebut boleh dilakukan atau tidak.
Berikut penjelasan selengkapnya dari Ustaz Abdul Somad mengenai hal ini.
Dikutip Gridhot dari Bobo.ID, berdagang adalah kegiatan tukar menukar barang, jasa, atau keduanya berdasarkan kesepakatan bersama.
Perdagangan ini ditujukan untuk mendapatkan nilai tambah atau keuntungan ekonomi.
Berdagang menjadi salah satu cara untuk mencari nafkah secara halal dalam Islam.
Banyak orang tentu ingin dagangannya laris manis setiap waktu.
Ternyata, ada doa yang bisa dibacakan sebelum membuka usaha atau dagangan agar pelanggan selalu datang.
Dikutip Gridhot dari Banjarmasin Post, Ustaz Abdul Somad menjelaskan ada amalan yang dapat dikerjakan orang-orang yang bekerja dalam bidang perniagaan.
"Sebelum jualan selalu membaca Bismillah, Alhamdulillah, Ayat Kursi dan berdoa kepada Allah agar dagangan laris-manis, bolehkah ini dilakukan? Boleh, nama amalan ini disebut tawassul," jelas Ustadz Abdul Somad dilansir Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube CAHAYAISLAM.
Ia menceritakan dalil tawassul yakni di zaman Nabi SAW ada pemuda yang terjebak di dalam gua, lalu ia berdoa "Ya Allah aku ber tawassul kepada-Mu berkat sedekah dan bakti kepada orangtua kau bukakan pintu gua" dan ternyata gua terbuka.
Sama halnya dengan tawassul dengan cara membaca Ayat Kursi dan Surah Al-Fatihah.
Ayat Kursi
Bacaan Ayat Kursi atau surat Al Baqarah ayat 255
ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُۥ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَّهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ مَن ذَا ٱلَّذِى يَشْفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذْنِهِۦ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىْءٍ مِّنْ عِلْمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ ۖ وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْعَظِيمُ
"Allohu laa ilaaha illaa Huwal Hayyul Qoyyuum, laa ta’khudzuhuu sinatuw walaa nauum, la Huu maa fis samawaati wa maa fil ardh, mann dzalladzii yasyfa’u ‘inda Huu, illa bi idznih, ya’lamu maa bayna aidiihim wa maa kholfahum, wa laa yuhiituuna bisyayim min ‘ilmi Hii illaa bi maa syaa’, wa si’a kursiyyuus samaawaati walardh, wa laa yauudlu Huu hifdzuhumaa, wa Huwal ‘aliyyul ‘adziiim”
Artinya: “Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. Al Baqoroh: 255)
(*)