Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri menjelaskan, KKB juga sempat melepaskan tembakan dua kali sebelum mengancam Kepala Distrik Kiwirok.
"Saat kejadian terdengar suara tembakan sebanyak dua kali dan tidak lama kemudian terlihat kepala distrik dan beberapa masyarakat berlari ke arah pos TNI-Polri," ujar Fakhiri, di Jayapura, Senin (1/5/2023).
Menurut dia, setelah aparat TNI-Polri mendatangi kepala distrik, diketahui bahwa dia baru saja menjadi korban aksi kekerasan dari KKB yang berada di wilayah tersebut.
Mengenai modus pengamanan, Fakhiri menyebutkan, KKB sempat meminta sejumlah uang kepada korban namun tidak dipenuhi sehingga ia dianiaya.
"Mereka sempat meminta uang tapi tidak dipenuhi sehingga ia memukul kepala distrik dengan popor senjata di bagian kepala," kata dia.
Situasi keamanan di Distrik Kiwirok sempat terganggu setelah KKB menyerang sejumlah fasilitas umum di wilayah tersebut pada 9 September 2022.
Akibat aksi tersebut, satu tenaga kesehatan tewas dan beberapa terluka.
KKB yang juga melakukan pembakaran, kemudian menyerang pos keamanan di wilayah tersebut dan menyebabkan penduduk Kiwirok mengungsi ke Distrik Oksibil.
Baru pada Desember 2023, puluhan warga Kiwirok kembali ke kampung halamannya untuk kembali beraktifitas di tempat asalnya.
Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan Surya.co.id, TribunPapua, 3 Mei 2023, untuk diketahui, sebelumnya, satuan Tugas (Satgas) Damai Cartenz juga telah menyita 13 pucuk senjata api dan 710 amunisi berbagai kaliber dari tangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Enam dari 13 pucuk senjata api it disita dari KKB pimpinan Egianus Kogoya di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.