Ia mengaku bisa menjadi diri sendiri saat bertemu dengan Dine.
"Gue apa adanya dan kami sama-sama sudah lama sendiri. Perjalanannya sesantai itu jadinya nyaman," ujarnya.
Sahrul juga mengaku menjadi sering berkomunikasi via telepon.
Ia bisa menghabiskan waktu ngobrol hingga dua hingga tiga jam saat bersama Dine Mutiara.
Tak sampai di sana, ternyata selama menjalin hubungan dengan Dine, Sahrul sempat melakukan perjuangan menjemput cintanya tersebut.
Hal itu terjadi ketika dirinya mulai giat ingin lebih sering bertemu sang pujaan hati.
Ia bahkan rela menjemput Dine Mutiara ketika akan pergi bersama.
Namun, rupanya Sahrul Gunawan sempat dibuat kesal karena Dine melarang menjemputnya ke rumahnya.
Lantas, hal itu membuat Sahrul kesal dan bertanya-tanya.
"Aku bilang ingin jemput ke rumah dia, tapi dia bilang nggak bisa. Udah 4 kali janjian di pinggir jalan, sopir aja nunggunya di depan kompleks."
"Aku marah. Alasannya apa sih, kok sampai nggak mau dijemput?" ujarnya sambil tertawa mengenang perjalanan cintanya dengan Dine.
Sementara itu, Dine yang berada di samping Sahrul juga hanya tertawa.
Sahrul Gunawan membeberkan setiap bertemu awalnya ia hanya diperbolehkan jemput ke rumah Dine dengan jarak 500 meter saja.
Mendengar cerita Sahrul tersebut, akhirnya Dine mengungkapkan alasannya.
Dengan nada bercanda, Dine mengungkap dirinya memiliki ketakutan jika ada orang yang datang ke rumahnya seperti di serial killer.
"Aku nggak mau dia datang ke rumah terus-terusan karena takut kayak di serial killer," ujar Dine Mutiara.
Meski begitu, perlahan perjuangan Sahrul Gunawan untuk bersabar menjemput cintanya itu berhasil.
Sejak pertemuannya tersebut, Sahrul Gunawan mengajak menikah Dine Mutiara sejak November 2022 lalu.
Dine membocorkan, Sahrul getol mengajaknya menikah dari November hingga Januari hingga membuatnya luluh.
"Dia tiap hari ngajak nikah dari November, Desember, Januari Akhirnya mau karena dia fight terus, dan ya udah, jalanin aja ya, bismillah," kata Dine.
(*)
Source | : | Tribunnews,Tribunnewsmaker.com |
Penulis | : | Akhsan Erido Elezhar |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar