Dikutip dari laman resmi pengembang Bluesky, dengan AT Protocol, pengguna nantinya bisa memilih sendiri host atau server untuk terhubung ke BlueSky.
Kemudian, pengguna bisa juga menjadi host atau server dari jaringan BlueSky.
Melalui desain protokol terdesentralisasi ini, menurut Dorsey dikutip dari TechCrunch, Bluesky dapat menyaingi platform media sosial tersentralisasi seperti Twitter dalam menyajikan pengalaman percakapan yang lebih terbuka. B
Dorsey percaya bahwa Bluesky mampu mengurangi kendali tersentralisasi (terpusat) atas penentuan individu atau komunitas yang dapat terlibat dalam percakapan dan siapa yang akan bertanggung jawab untuk memoderasi percakapan itu.
Kini, Bluesky telah digulirkan di App Store, toko aplikasi untuk ponsel iOS (iPhone).
Kendati telah digulirkan di App Store dan bisa diunduh, namun Bluesky masih belum bisa dicoba oleh publik secara umum.
Untuk bisa mengakses Bluesky versi beta khusus yang tersedia di App Store, pengguna perlu registrasi akun dengan memasukkan kode undangan.
Tak bisa diketahui secara pasti kode undangan itu dapat diperoleh dari mana. Namun, pengguna bisa mendaftarkan alamat e-mailnya pada website Bluesky yang beralamatkan di https://bsky.app/, agar dimasukkan ke daftar antre untuk bisa mencoba versi beta.
Meski belum bisa dicoba untuk umum, namun dari gambar tinjauan yang terdapat di App Store, sudah dapat dilihat cara kerja dan tampilan Bluesky secara kasar.
Secara tampilan, Bluesky bisa dibilang mirip Twitter.