GridHot.ID - Presenter Medina Kamil mengurai cerita pilu manakala perahu kecil yang ditumpanginya bersama tim produksi acara televisi Jejak Petualang terhantam gelombang tinggi hingga terbalik.
Peristiwa itu terjadi 17 tahun lalu, tepatnya pada 6 Juni 2006.
Ketika itu, melansir Kompas.com, Medina Kamil beserta tim produksi Jejak Petualang yang terdiri dari Doddy Suhanjoyo (produser), Budi Kurniawan (kamerawan), Wendy Muhamad Firman (asisten produser), dan Bagus Dwi (kamerawan), berangkat dari Kota Agats, Ibu Kota Kabupaten Asmat, menuju Kabupaten Timika Papua.
Tim Jejak Petualang berangkat lewat jalur laut Arafuru.
Mereka berangkat ditemani tiga penduduk lokal, sehingga total total berjumlah delapan orang.
Mereka menggunakan dua perahu long boat yang masing-masing berisi empat orang. Perahu pertama diisi Doddy Johanjaya (produser), Budi Kurniawan (kamerawan), Wendy Muhamad Firman (asisten produser), dan Medina Kamil (presenter).
Sementara, perahu kedua diisi Bagus Dwi (kamerawan) dan tiga penduduk lokal.
Namun, di tengah perjalanan, cuaca tiba-tiba memburuk dan membuat angin serta ombak meninggi.
Akhirya, kapal kecil yang ditumpangi Medina Kamil dan tim terbalik lalu terombang-ambing di tengah gelombang tinggi.
Medina Kamil menyebut ia dan tim tak bisa kembali menaiki kapal yang sudah hilang disapu gelombang.
"Sementara saya dan tim di perahu saya yang dinaiki itu enggak bisa kembali ke kapal, mengapung hanya dengan dry box saja," ucap Medina Kamil mengenang pengalaman getirnya saat diundang di acara TV FYP Trans7, Selasa (6/6/2023).
Setelah terombang-ambing selama satu hari di laut Arafuru, Medina Kamil bersama tiga orang tim produksi lainnya lalu terdampar di sebuah pulau kecil.
Usai terdampar di pulau kecil, perjuangan bertahan hidup Medina Kamil belum selesai.
Ia masih harus bertahan hidup untuk mencari makan karena tak ada perbekalan.
"Nah di tengah pulau itu ada hutan mangrove, karena kita pernah syuting di hutan mangrove akhirnya kita tahu harus bagaimana bertahan hidupnya," ucap Medina Kamil.
"Jadi kita mencari makan untuk bertahan hidup dengan mencari kepiting, keong, makan itu setiap hari," tambah Medina Kamil.
Total selama lima hari Medina Kamil terombang-ambing dan terdampar di pulau.
Setelah berhasil dievakuasi, Medina Kamil mendapatkan kabar pilu.
Salah satu kamerawan Jejak Petualang bernama Bagus Dwi yang berada dalam satu perahu bersama tiga orang penduduk lokal ternyata tak ditemukan sampai sekarang.
Medina Kamil sempat berpikir Bagus Dwi akan selamat karena sempat melihat Bagus Dwi sempat kembali menaiki perahu usai terbalik di sapu gelombang.
"Enggak sempat komunikasi karena langsung terpisah, terakhir melihat itu saling menjauh aja habis terbalik, Cuma sempat lihat saja Bagus dan penduduk lokal itu sempat kembali ke perahu," ucap Medina Kamil.
Medina Kamil menyebutkan, Bagus Dwi hingga kini belum juga ditemukan.
Kata Medina Kamil, genap sudah 17 tahun Bagus Dwi hilang dan belum ditemukan keberadaannya.
Peristiwa ini terjadi tepat pada 6 Juni 2006 di Laut Arafuru.
(*)