GridHot.ID - Kisah unik dibagikan oleh seorang bidan melalui akun media sosial miliknya di Instagram.
Disebut jika pengalaman yang diceritakannya tersebut terjadi pada tahun 2009 lalu.
Bidan tersebut mengaku kebingungan lantaran bekas sayatan mendadak hilang saat hendak dijahit.
Melansir tribunjakarta.com, seorang bidan membagikan cerita persalinan di Instagram pribadinya @bidanzulfa.
Menariknya, kisah yang dibagikannya ini sudah terjadi pada tahun 2009 silam.
Di mana seorang ibu kala itu melakukan persalinan normal di salah satu rumah sakit besar yang ada di kawasan Jakarta Pusat.
Ia yang saat itu mendampingi bidan senior mengaku kebingungan lantaran bekas episiotomi yang menghilang ketika hendak dijahit kembali.
Sebagai informasi, episiotomi merupakan prosedur yang umum dilakukan saat persalinan normal. Di mana posedur ini dilakukan untuk memperbesar jalan lahir agar bayi tersebut lebih mudah dilahirkan.
"Ini adalah pengalamanku waktu awal-awal dinas malam. Jadi, aku pernah kerja di salah satu rumah sakit besar di daerah Jakarta Pusat. Setelah 3 bulan dinas pagi akhirnya diizinkan untuk dinas malam dan pertama kalinya jadi asisten bidan senior yang saat itu menolong pasien VIP.
Oke singkat cerita, untuk melahirkan kepala akhirnya dilakukan episiotomi agar kepala bayi cepat lahir.
Tapi, saat akan dijahit dan saya sedang menyiapkan alat hecting itu bidan seniorku tuh bingung kok ini episannya nggak ada ya," ceritanya dikutip Senin (17/7/2023).
Alhasil bidan senior itu bertanya juga kepada dirinya. "Sini deh lihat kok enggak ada sih episnya, ke mana ya episannya".
Zulfa juga mengakui jika bekas episan tersebut memang tidak ada. Padahal, episiotomi sendiri membuat sayatan di perineum, yakni antara area vagina dan anus.
Melihat keduanya kebingungan, pasien tersebut akhirnya bersuara.
"Kenapa bu bidan?," tanya pasien tersebut ditirukan Zulfa.
"Ini tadi saya gunting loh bu. Kok nggak ada ya bekas episannya. Kok nggak ada ya bekas guntingannya, karena saya pengin jahit nih," jawab bidan senior tersebut.
Tak lama, pasien tersebut langsung menjawab dan memberi tahu jika bekas episan memang tak ada lantaran ia menggunakan susuk di areal tersebut.
"Oh iya bu, emang gak ada, karena saya pakai susuk mutiara di situ," sahutnya.
Zulfa kembali menuturkan, sejak awal pasien tersebut memang untuk mengganti yang memeriksa dirinya.
Kebetulannya di pukul 02.00 dini hari tersebut memang hanya ada dia dan bidan senior tersebut.
"Jujur ini adalah pengalaman yang sangat luar biasa sebagai bidan baru saat itu di tahun 2009 dan saya baru cerita ini sekarang di tahun 2023 dan emang beneran luka jahitannya nggak ada bahkan setelah dibersihin semuanya itu benar-benar kayak nggak abis lahiran," ungkapnya.
Kendati demikian, ia enggan untuk bertanya lebih lanjut lagi. Terlebih saat itu dirinya masih tergolong bidan baru dan tak berani untuk bertanya lebih jauh.
Sementara itu, dalam kisah lain, dilansir dari tribunjabar.id, siang itu cuaca cukup cerah, namun sisa hujan semalam membuat jalan yang akan dilaluinya licin akibat bercampur dengan tanah.
Namun kondisi itu tak membuat patah semangat wanita yang menggunakan jas hujan untuk membantu seorang ibu yang hendak melahirkan.
Sosok wanita yang tengah berpose di depan air terjun mungil itu lebih dikenal masyarakat sebagai Bidan Deudeu.
Bidan Deudeu mulai ditugaskan di wilayah Cianjur Selatan sejak delapan tahun lalu.
Awalnya Bidan Deudeu ditempatkan di Desa Cibuluh, Kecamatan Cidaun selama enam tahun.
Kini, wanita berusia 30 tahun itu sudah dua tahun dipindah tugaskan untuk melayani masyarakat di Desa Gelarpawitan, Kecamatan Cidaun, Kamis (13/7/2023).
Selama perjalanannya sebagai bidan di wilayah terpencil di Cianjur selatan rasa suka atau pun duka sudah ia lalui.
Seperti berjalan kaki beberapa kilometer, hingga keseleo akibat terjatuh dari motor.
Hampir delapan tahun bertugas di Cidaun, wanita lulusan Stikes Budiluhur Cimahi itu sudah tiga kali berganti motor, karena rusak akibat sering digunakan di jalan berbatu.
Kondisi permukiman warga di Cianjur terutama di Kecamatan Ciduan yang jauh dari tempat pelayanan kesehatan, tak jarang membuat Bidan Deudeu menangani seorang ibu melahirkan di tengah jalan saat hendak dibawa ke Puskesma terdekat.
"Sudah sering saya menangani ibu hamil saat dalam perjalanan ke Puskesmas. Penanganannya pun dilakukan di sebuah tandu yang dibuat masyarakat," kata Bidan Dedeu.
Jalan yang masih berupa tanah, bahkan bebatuan tak jarang membuat bidan Deudeu terjatuh dari motornya, dan membuat kakinya cedera saat dalam perjalanan menuju rumah warga.
Meski kakinya cedera, wanita asli daerah itu pun tetap melanjutkan perjalanannya menuju rumah pasien yang hendak ia tangani.
Kendati begitu di perjalanan ia menahan sakit kaki yang luar biasa.
Selain itu Deudeu mengisahkan, seorang temannya harus mengendarai motornya dan menempuh jarak beberapa kilometer untuk menganani seorang ibu yang hendak melahirkan.
Saat itu, cuaca di wilayah Cianjur selatan tengah diguyur hujan deras, dan terjadi tanah longsor dan menutup akses jalan.
Akibatnya teman seprofesinya tak bisa pulang.
"Ada teman saya sempat tak bisa pulang beberapa hari dan terpaksa menginap di rumah warga," kata dia.
"Namanya juga kan profesi yah, jadi mau tak mau harus dilakukan dengan ikhlas," ucapnya sambil tersenyum.
Sebagai bidan di wilayah terpencil bidan Deudeu seperti tak mengenal waktu.
Dengan berat hati ia pun harus menitipkan anaknya kepada sang ibu di rumah.
"Alhamdulliah keluarga, suami mengerti dengan pekejaan yang tengah saya jalani ini," kata dia.
Baca Juga: Lucky Hakim Diperiksa Bareskrim Mabes Polri Imbas Foto Viralnya Bersama Panji Gumilang
"Cuma terkadang saya sedih karena jarang ada waktu untuk anak," ucap Deudeu.
Hingga kini, Deudeu menikmati profesinya sebagai bidan di tanah kelahirannya dengan suasana pedesaan wilayah Cianjur selatan yang asri.(*)