Menurut putra sulungnya, Judistira Katoppo, Tides memang sudah lama mengalami sakit jantung meski tak pernah terlihat seperti orang sakit.
Tides memang selalu berpembawaan energik dan bersemangat.
Seminggu sebelum wafat, Tides bahkan ikut serta dalam kegiatan napak tilas 50 tahun meninggalnya Soe Hok Gie di Gunung Semeru, Jawa Timur.
Soe Hok Gie adalah sahabat kental Tides di Mapala Universitas Indonesia (Mapala UI). Mereka berdua termasuk yang ikut mendirikan pencinta alam itu.
Jura bilang, sebelum meninggal Tides memang sudah berwasiat padanya, jika wafat nanti jasadnya ingin dikremasi, dan abunya ditabur di gunung.
Tak disebutkan gunung mana yang kelak akan jadi tempat abunya ditaburkan.
Namun, Jura berpikiran, abu jenazah ayahnya itu akan ditabur di kawasan Gunung Gede-Pangrango (Jawa Barat), kawasan yang paling dekat dan mudah dijangkau.
"Yang penting beliau kembali menyatu dengan alam," kata Jura.
Toh, memang, Pangrango adalah gunung paling akrab dengan Tides sejak muda usia.
Di gunung itulah dia dan kawan-kawan akrabnya di Mapala UI kerap membuat kemah dan berkegiatan.
Sebagai sesama aktivis '66, persahabatannya dengan Soe Hok Gie pun banyak bersemai di Lembah Mandalawangi, Pangrango, ini.