"Alhamdulillah waktu kos, bersyukur, suami lebih suka praktis, dekat bisa ditempuh jalan kaki. Karena memang Bali sekarang macet ya, biar praktis, jadi cari kos yang dekat," kata Uut.
"Pertama kosnya kecil, lebih kecil, koper saya bawa 11, jadi lorong penuh dengan koper. Yang saya bongkar dan tata pertama kali itu baju dinas suami," lanjut Uut.
Uut mengatakan, tak butuh lama untuk beradaptasi tinggal di kos-kosan.
Meski saat itu kos-kosan yang ditinggali ukurannya kecil, namun ia membuat rumah tinggalnya tetap bersih dan terasa nyaman.
"Saya tuh gini, saya tinggal di mana harus menyatu dengan tempat itu, gini saya kan tinggal di kos-kosan, jadi setiap mandi saya ngosrek kosan itu. Bersihin, sampai baknya itu kan aku bawa bak sendiri aku bersihin aku bikin nyaman pokonya," ucap Uut.
"Jadi kamar mandinya itu saya bersihin beneran. Sampai bak- baknya. Aku bawa bak sendiri yang gede itu aku bersihin, itu nyaman. Kos-kosannya udah nyaman tapi aku bikin makin nyaman, ada aroma wangi-wanginya," lanjut Uut.
Selama tinggal di kos-kosan, Uut bersyukur anak-anaknya tetap nyaman dan tidak rewel.
Kini Uut pun sudah pindah dari kos-kosannya selama tinggal enam bulan di sana.
"Alhamdulillah happy aja kalau sama suami sama anak. Jadi Alhamdulillah sekarang udah pindah," ucap Uut.
"Happy karena kan di Bali itu nyaman tenang bersih, nyaman biasa main depan kosan itu, senang anak-anak," tutur Uut.
(*)