Bahkan dua bulan yang lalu, ibunda Kikan sempat menjalankan proses cuci darah.
"Sejak dua bulan lalu waktu ibu saya kemudian ternyata mengalami penurunan fungsi ginjal, akhirnya beliau diharuskan untuk menjalankan proses cuci darah itu," kata Kikan ditemui di rumah duka, kawasan Tangerang Selatan, mengutip Tribunnews.
Setelahnya, Kikan mengatakan bahwa ibundanya itu sangat ingin memiliki klinik.
"Karena menurut ibu saya proses cuci darah itu kan gak mudah dan gak murah gitu yah, dia membayangkan dia bilang gitu 'kalau orang gak mampu gimana', sementara penyakit ginjal ini kan bukan penyakit orang kaya aja gitu ya," ujar Kikan.
"Penyakit ginjal ini kan bukan penyakit orang kaya aja kasarnya. Artinya kan dia nggak pilih-pilih siapa aja bisa kena sakit ini," lanjutnya.
Bukan tanpa sebab, ibunda Kikan ingin memiliki klinik yang siap menampung pasien kurang mampu secara finansial.
Namun, hingga akhir usianya, keinginan itu belum terwujud.
"Jadi ibu saya itu sih keinginan nya di penghujung umurnya itu dia ingin sekali bisa bikin klinik gratis untuk ngasih cuci darah gratis untuk orang-orang yang nggak mampu," jelas Kikan.
Kikan berharap, dirinya dan adik segera bisa mewujudkan keinginan ibunda tercinta.
"Doain aja Mudah-mudahan setelah ini saya dan adik-adik artinya anak-anak beliau bisa mewujudkan keinginan tersebut," pungkasnya.
Adapun sebelum ibunda Kikan mengembuskan napas terakhirnya, mendiang sempat didiagnosis kanker hati pada Februari tahun ini.