Selanjutnya, korban menemui pelaku di depan pintu kelas. Di depan pintu kelas, pelaku bertanya kepada korban dan langsung memukuli korban.
"Pelaku tanya ke korban 'nyapo kok ita-itu karo aku' (kenapa kok menantang aku) terus (pelaku) langsung memukul korban," ujarnya.
Pelaku memukul korban di bagian perut, leher dan rahang. Korban tidak melawan saat dipukul pelaku.
Mengetahui kejadian itu, beberapa siswa lain sempat melerai pelaku. Tetapi, pelaku tetap memukul korban.
"Korban sempat menjauh dari pelaku sambil bertanya 'salahku opo kok mbok antemi' (salah saya apa kok kamu pukuli). Tapi pelaku menjawab 'gak usah kakean omong' (tidak usah banyak bicara) dan memukul korban lagi," katanya.
Pelaku kembali memukul korban di bagian perut, bahu dan di tengkuk atau leher belakang. Korban jatuh terlentang dan tak sadarkan diri .
"Korban tak sadarkan diri, napasnya seperti tersengal-sengal. Sempat dibawa ke UKS sekolah sebelum dibawa ke rumah sakit," ujarnya.
Dilansir dari tribunnews.com, aparat kepolisian menindaklanjuti kasus penganiayaan yang menyebabkan siswa madrasah tsanawiyah di Blitar, Jawa Timur meninggal dunia.
AJH (15) siswa kelas IX meregang nyawa dan akhirnya meninggal dunia setelah mendapatkan sejumlah pukulan dari sesama siswa dari kelas lain di sebuah madrasah tsanawiyah negeri di Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar.
Polres Blitar Kota melakukan otopsi terhadap jenazah korban pada Jumat (25/8/2023) malam di RSUD Srengat.
Proses otopsi ini melibatkan tim dokter forensik dari Rumah Sakit Bhayangkara Kediri.