"Setelah itu saya klarifikasi bahwa saya tidak menghamili dia, satu Indonesia tidak ada yang percaya," ucap Densu.
Menurut Densu, laporan itu berbulan-bulan dibiarkan begitu saja, bahkan polisi tak bisa menghubungi Verny dan mencarinya melalui Densu.
"Saya dipanggil polisi waktu itu, ditanya dimana si Verny tinggalnya," jelas Densu.
"(Kata polisi)'Dia melaporkan sampai hari ini sudah 8 bulan dia hanya wara-wiri di televisi tapi tidak urus pelaporan itu, maka kita panggil mas Denny.' Saya tidak tahu, saya cuma dilaporkan," lanjut Densu menirukan ucapan polisi padanya saat itu.
Dalam waktu tujuh tahun sejak dia dilaporkan tanpa ada kejelasan, Densu mengaku kehidupannya hancur tapi dia tidak pernah meminta tolong pada siapapun.
Sampai akhirnya di tahun 2019 dia memutuskan mencari Verny dan mengajaknya tes DNA karena mendapat jawaban atas doa-doanya.
"Saya cari Verny bukan karena saya menderita, saya ditolong Tuhan. Saya pergi cari dia, saya telepon dia, saya ajak dia untuk tes DNA, dia lari kiri lari kanan," ujar Densu.
"Saya bilang kali ini kalau kamu enggak tes DNA, saya lapor polisi, ada bukti chat-nya," imbuhnya.
Ketika sampai hari tes DNA yang sudah disepakati, Densu mengaku dibuat pusing lagi dengan tingkah Verny.
Saat itu menurut Densu, Verny datang terlambat menjelang layanan untuk tes DNA di rumah sakit itu tutup.
"Sampai hari tes DNA pun dia bikin kita pusing. Jam 11.00 kita janjian sama dia," kata Densu.
Source | : | Tribun-Medan.com,Kompas.com |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Desy Kurniasari |
Komentar