Melihat anak asuhnya tersambar petir, dirinya dan sejumlah panitia pertandingan langsung mengevakuasi tubuh korban ke luar lapangan dan membawanya ke Rumah Sakit Ibnu Sina Bojonegoro.
Bayu menuturkan, pada saat dievakuasi dari lapangan detak jantung korban sempat berhenti.
"Alhamdulillah, detak jantungnya kembali dan sadar, setelah dipompa berulang kali selama kurang lebih 20 menit oleh petugas rumah sakit," tuturnya.
Namun, nyawa Tegar tidak tertolong. Ia meninggal dunia Minggu (5/11/2023) malam.
Siswa SMPN 5 Bojonegoro yang bermain untuk SSB Indonesia Muda dan tinggal di Desa Tikusan, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro itu menghembuskan nafas terakhirnya ketika dirawat di RSUD dr. Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro.
Wakil ASKAB PSSI Bojonegoro Supardi membenarnkan hal itu.
Minggu (5/11/2023) malam, dia datang langsung ke rumah duka Tegar Dwi Prasetya untuk berbela sungkawa.
"Sore nanti seluruh jajaran ASKAB Bojonegoro akan takziah ke rumah duka," ujarnya saat dihubungi, Senin (6/11/2023) siang.
Supardi meneruskan, ihwal santuan kepada keluarga almarhum Tegar Dwi Prasetya, kini sedang direncanakan.
Itu akan dibicarkan dengan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dinpora) Bojonegoro.
"Termasuk, soal kelanjutan Piala Soeratin Bojonegoro ini akan kami bicarakan juga dengan Dinpora Bojonegoro," jelasnya.(*)
Source | : | Kompas.com,TribunJakarta.com |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Desy Kurniasari |
Komentar