Dilansir dari laman UGM, Selasa (7/11/2023), tim tersebut coba mengkaji pengaruh weton dalam proses pencapaian prestasi akademik.
Adapun tim yang diketuai Laras Tristant ini beranggotakan Muhammad Fernanda Dhiyaul Hak (FIB), Nurvania Rachmah (FIB), dan Sutan Adam Kusuma Tanaka (Filsafat).
Mereka dibimbing Fahmi Prihantoro, S.S., M.A., yang juga menyusun langkah mitigasi dalam meningkatkan kesadaran mahasiswa UGM.
Menurut Laras, latar belakang penelitian berangkat dari fenomena lunturnya kebudayaan Jawa di tengah masyarakat, salah satunya adalah penanggalan Jawa kuno yang dikenal dengan istilah weton.
Weton saat ini dipahami hanya sebagai penentuan hari baik untuk melakukan acara-acara tertentu contohnya adalah penentuan hari pernikahan.
Bahkan weton juga sering dihubungkan dengan hal-hal yang gaib atau mistis. Kondisi ini diperkuat dengan adanya film-film horor yang bertemakan weton di dalamnya.
Sedang, budaya penanggalan weton bukan sebatas ramalan, kecocokan, penentuan hari baik saja, tetapi dalam konsep weton sendiri pada kebiasaan masyarakat jawa dulu juga digunakan sebagai arahan untuk meningkatkan keberuntungan dalam meraih suatu pencapaian.
Weton merupakan produk budaya Jawa berlandaskan kebiasaan masyarakat Jawa dalam menggunakan ilmu titen atau ilmu dalam melihat situasi di alam sekitar.
"Berangkat dari fenomena tersebut, kami mengangkat topik weton untuk melihat keterhubungan antara sistem penanggalan Jawa kuno dengan proses pencapaian di kehidupan sehari-hari," jelasnya.
Maka dari itu, mereka mencoba menghubungkan antara kepercayaan weton dengan proses pencapaian prestasi akademik.
Selain itu mereka juga melakukan penyusunan langkah mitigasi guna membantu masyarakat dalam mengambil tindakan terhadap sebuah tafsir kepercayaan sebagai peningkatan kualitas diri.
Baca Juga: 5 Weton yang Paling Cocok Masuk Jurusan Kuliah Teknik Mesin