"Dipanggil cucu, anak?" tanya Kapolres kepada N.
N malah tertawa mendenga pertanyaan Kapolres tersebut.
"Cucu anak," ucap N sambil tertawa.
Sebelumnya, Maruly Pardede mengatakan, N melakukan aksi bejatnya sejak dua anak kandungnya itu berusia 9 dan 10 tahun atau masih duduk di bangku sekolah dasar kelas 4 dan 5.
Parahnya, N melakukan rudapaksa bukan sekali dua kali, melainkan berkali-kali sampai dua anak perempuannya berusia 17 dan 18 tahun.
Selain melakukan rudapaksa secara terpisah, N pernah melakukan rudapaksa secara bersamaan kepada dua anaknya itu.
"Modus operandinya yang pertama, tersangka melakukan persetubuhan terhadap kedua ABH (anak berhadapan dengan hukum alias korban) dengan cara memaksa atau ancaman kepada ABH untuk melakukan persetubuhan secara berkali-kali. Bahkan tersangka pernah melakukan persetubuhan secara bersama-sama kepada kedua ABH tersebut di waktu dan tempat yang sama," ujar Maruly kepada wartawan di Polres Sukabumi, Kamis (9/11/2023).
Maruly menjelaskan, untuk menjalankan aksi bejatnya itu, pelaku sampai mengancam korban agar menuruti hasratnya dengan diancam dipukul memakai benda keras.
"Yang kedua modus operandinya dengan melakukan kekerasan terhadap kedua ABH, yaitu berupa kabel besi, raket dan benda hiasan dinding, dengan maksud dan tujuan agar kedua ABH mau melakukan," kata Maruly.
Menurut Maruly, pelaku mengaku melakukan rudapaksa terhadap anak kadungnya karena sudah tidak ada nafsu terhadap istrinya serta sering menonton video porno.
Aksi bejat yang dilakukan pelaku bertahun-tahun terhadap dua anaknya itu sampai membuat salah satu korban hamil dan melahirkan.