Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Peneliti BRIN Sebut Harimau yang Terkam Warga Samarinda Hingga Tewas Terbukti Agresif: Kami Sarankan Semua Pergi Dulu!

Angriawan Cahyo Pawenang - Minggu, 19 November 2023 | 17:00
Geger kasus harimau terkam orang yang akan memberinya makan hingga tewas di Samarinda, Kalimantan Timur.
Polsek Sungai Pinang

Geger kasus harimau terkam orang yang akan memberinya makan hingga tewas di Samarinda, Kalimantan Timur.

Gridhot.ID - Kasus tewasnya seorang pria di Samarinda akibat diterkam harimau peliharaan bosnya kini sudah memasuki babak baru.

Dikutip Gridhot dari Tribun Kaltim, Suprianda diketahui tewas diterkam harimau saat berusaha memberi makan hewan tersebut.

Supriandi sendiri memang merupakan pembantu rumah tangga dan diperintahkan bosnya untuk memberi makan harimau tersebut setiap harinya.

Suprianda mengalami luka parah akibat serangan harimau tersebut dan meninggal dunia di lokasi kejadian.

Sementara itu pemilik harimau tersebut sudah ditetapkan menjadi tersangka oleh pihak kepolisian akibat kasus ini.

Dikutip Gridhot dari Banjarmasin Post, Harimau yang menerkam warga Samrinda Kaltim hingga tewas diteliti oleh Peneliti Satwa Liar dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Peneliti Satwa Liar dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) akhirnya turun melakukan observasi awal untuk mengenali jenis harimau yang dipelihara secara ilegal oleh seorang warga Kota Samarinda.

"Itu harimau Sumatera. Tapi untuk memastikan itu harus didukung bukti saintifik."

"Makanya besok tetap harus mengambil sample untuk pemeriksaan DNA," kata Dokter Hewan Amir Ma'ruf, selaku Peneliti Satwa Liar BRIN kepada Tribunkaltim.co di lokasi kejadian.

Pihaknya belum melakukan pemeriksaan fisik secara detail.

Namun dari pengamatan kasat mata dan pengalaman mereka, Raja Rimba yang diduga kuat harimau Sumatera tersebut sudah dewasa.

Baca Juga: 3 Karakter Weton Rabu Pahing, Cocok Pelihara Harimau Atau Kucing

Ia menyebutkan, harimau jantan tersebut memiliki panjang 1,5 meter dari ujung hidung hingga ujung ekor dengan tinggi badan 1 meter.

"Tapi itu masih dari pengamatan jarak jauh yah," katanya.

Untuk proses evakuasi yang akan dilakukan Minggu 19 November 2023 akan menggunakan metode bius.

Terkait kondisi terkini sang Harimau dikatakannya tidak banyak memberikan reaksi.

Hanya saja setelah kunjungan kedua harimau tersebut mulai bereaksi agresif.

"Makanya kami sarankan semua pergi dulu agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," ucapnya.

Untuk diketahui, proses evakuasi harimau Sumatera tersebut akan dilakukan oleh pihak tim BKSDA Kaltim.

(*)

Source : Tribun kaltim Banjarmasin Post

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x