"Saya gedor-gedor gerbang Klinik karena panik ingin memastikan kondisi anak saya. Lumayan lama saya gedor-gedor pintu gerbang klinik, lalu ada bidan yang membukakan pintu gerbang.
Saya meminta bidan jaga untuk memeriksa anak saya, ada satu orang laki-laki entah itu dokter atau siapa, dia memeriksa anak saya lalu menyebutkan bahwa anak saya sudah meninggal," katanya tanpa menerima surat kematian dari pihak Klinik.
Mendapati respon buruk, sang suami langsung membawa bayinya ke RS Jasa Kartini Tasikmalaya, dia ingin memastikan lagi kondisi bayinya.
Bayi langsung dibawa ke IGD dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, namun bayi dinyatakan sudah meninggal dunia. Oleh rumah sakit Jasa Kartini lalu diberikan surat kematian.
Pada momen ini, pihak keluarga kembali dikejutkan disaat pihak RS mengatakan jika bayinya hanya seberat 1,5 Kg bukan1,7 Kg. Pihak Rumah Sakit mengatakan harusnya sang bayi masih berada di inkubator dan diberikan banyak ASI.
Hal ini justru berbanding terbalik dengan apa yang dikatakan dan sisarankan oleh pihak klinik sebelumnya.
"Kami pulang dengan hati yang sangat sakit, dengan rasa penyesalan terbesar kenapa harus melahirkan di Klinik ALIFA. Kami pulang membawa bayi kami yang suci tidak berdosa, yang di sepelekan oleh Klinik ALIFA menggunakan ambulance," pungkasnya.
Pihak Keluarga Protes
Rabu,15 November 2023 pukul 07.00 WIB, pihak keluarga mendatangi Klinik Alifa meminta klarifikasi terkait meninggalnya sang bayi.
Pihak keluarga menilai meninggalnya bayi tersebut karena adanya dugaan kelalaian dari pihak klinik. (*)