Namun diakui Aini, dirinya memang belum pernah menjalani rukiah.
Hal itu dikarenakan menurut para ustaz dan teman ayahnya yang sering melakukan rukiah, hal yang dialami Aini ini tidak bisa dihilangkan. Aini tak bisa dirukiah.
"Mereka bilang bahwa ini tuh gak bisa dirukiah dan harus dijalani karena emang udah tetesan dari leluhur untuk melanjutkan tugas di Pulo Majeti, jadi emang udah menjadi manusia pilihan," kata Aini.
Untuk itu, Aini dan keluarga pun sepakat bahwa mereka lebih baik menjalankan tawasulan bersama di rumah untuk menguatkan energinya.
"Papa setiap hari selalu tawasulan di rumah untuk membetengi aku," kata Aini.
Bahkan hal itu juga yang disarankan oleh para orang pintar tersebut.
"Karena setiap datang ke orang yang ngerti, mereka bilang ini gak bisa rukiah jadi jalanin aja dan serahkan diri kepada Allah," tandas Aini.
Hingga pada akhirnya, Aini pun harus menjalani tugas dari perjanjian leluhurnya tersebut.
Sejak SMP, Aini sering mendatangi salah satu goa Jepang di Dago Pakar, Bandung.
Kegiatan itu selalu dilakukan oleh Aini hampir setiap malam.
Ia bahkan sampai sering tak masuk sekolah, karena semalaman harus berada di sana.