"Korban bilang sudah dibantu tapi tidak bisa mengerti, pokoknya mencaci-maki saya," kata Sarmo.
Ia pun menghabisi nyawa Sunaryo dengan sebotol air putih yang juga dicampur apotas.
Tak jauh beda, ia mengubur jasad korban di bawah dipan yang berada di tempat penggergajian kayu miliknya.
Sarmo mengakui bahwa dirinya takut usai melakukan pembunuhan itu.
Berbagai cara dia lakukan untuk menghilangkan barang bukti. Salah satunya dengan membakar jasad Sunaryo.
"Saya kubur dulu tiga bulan. Kemudian ada Polisi naik ke atas (tempat penggergajian) saya panik.
Dari kepanikan muncul inisiatif untuk menghilangkan jejak dengan membakar," jelasnya.
Ia pun sempat tidak mengakui perbuatan kejinya ini.
Berbagai upaya ia lakukan untuk menghilangkan barang bukti.
"Setiap diinterogasi saya tidak mengaku.
Sekecil apapun barang bukti selalu berusaha saya hilangkan," ujarnya.
(*)