Bahkan hidupnya dinyatakan hanya 1 persen.
"Hary mengalami operasi jantung bentall jadi dia memang operasi berapa tahun, jadi dia 1 persen yang hidupnya," tuturnya.
"Udah dikasih perpanjangan waktu dari 2020 hidupnya cukup lama," sambungnya.
Hendro pun mengatakan bahwa Haryo meninggal terakhir tengah demam biasa.
"Sebenarnya jantung Hary itu sudah dipakai besi, cuma meninggalnya ini bukan karena gagal operasi jantung, karena demam biasa," terangnya.
"Dia meninggalnya jam 12.00 tadi," jelasnya.
"Dia itu operasi bentall dadanya di robek, cuma kemuruhan tuhan aja yang bikin dia hidup," tambahnya.
Keluarga pun tak menyangka kepergian Haryo yang mendadak ini.
Pasalnya sehari sebelum meninggal, mendiang masih sehat dan ketawa seperti biasanya.
"Dia juga sempat bicara sama saya sebelum sehari itu masih sehat masih ketawa-ketawa, masih biasa aja tadi malam juga masih ngomong rencana mau bikin apa sama dia," terangnya.
"Terus gak tau tadi pagi saya pamit, dia bilang badannya kedinginan saya suruh minum obat saja, saya gak curiga kalau itu jantung karena biasanya kalau jantung dia muntah apa sesak napas ini gak ada sama sekali," sambungnya.