GridHot.ID - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) dikenal secara resmi di Indonesia sebagai Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Melansir Tribun-Papua.com, TPNPB adalah kelompok pemberontak di Papua, Indonesia.
TPNPB merupakan sayapmiliter atau sayap bersenjata dari Organisasi Papua Merdeka (OPM).
TPNPB dibentuk pada 26 Maret 1973. TPNPB dibentuk sebagai Tentara Papua Barat berdasarkan Konstitusi Sementara Republik Papua Barat uang ditetapkan pada tahun 1971.
Awalnya terdapat tiga komando TPNPB, yakni Goliath Tabuni, Puron Wenda, dan Richard Hans Yoweni.
Goliath Tabuni yang berbasis di Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya, dipandang sebagai komando TPNPB paling kuat dengan cakupan teritorial paling luas, meliputi Puncak, Paniai, dan Mimika.
Puron Wenda merupakan komando TPNPB yang berbasis di Lanny Jaya. Puron Wenda memisahkan diri dari Goliath Tabuni sekitar tahun 2010.
Richard Hans Yoweni merupakan komando TPNPB di Papua New Guinea yang memiliki pengaruh kuat di sepanjang Pantai Utara.
Selain tiga orang itu, ada juga sosok Kelly Kwalik. Ia merupakan pimpinan OPM di Mimika yang kemudian tewas dalam penyergapan polisi pada tahun 2019.
Strategi Militer dan Senjata yang Digunakan
TPNPB menggunakan taktik gerilya untuk menargetkan dan menghancurkan bangunan industri sebagai penolakan terhadap pembangunan yang dipimpin Indonesia.
Dakan melancarkan serangan, TPNPB biasanya menggunakan parang, busur dan anak panah, kapak, serta revolver dan senapan dalam jumlah terbatas.
Panglima Tertinggi TPNPB
OPM mengadakan konferensi pada Desember 2012 dan memutuskan bahwa Goliath Tabuni menjadipanglima tertinggiTPNPB, Gabriel Melkizedek Awom menjadi Letnan Jenderal, dan Terianus Satto ditetapkan sebagai Kepala Staf.
Melansir Surya.co.id, Goliath Tabuni dikenal sebagai sosok yang biadab, sang pencabut nyawa warga sipil.
Goliath Tabuni dikenal gencar melawan militer Indonesia hingga menewaskan puluhan anggota TNI dan Polri di Puncak Jaya, Papua.
Tak hanya TNI dan Polri, Goliath Tabuni juga membunuh ratusan penduduk Papua yang tidak mendukung gerakan separatisme OPM.
Dilansir artilkel GridHot sebelumnya, Goliath Tabuni pernah mengancam akan menembak mati orang asli Papua yang dinilai menjadi mata-mata TNI-Polri.
Goliath Tabuni mengeluarkan penyataan itu lantaran banyak orang asli Papua yang tak mau bergabung dengan mereka.
Maka jika ada orang asli Papua yang ditembak mati,TPNPB menganggap mereka sebagai mata-mata TNI-Polri.
Goliath Tabuni juga mengklaim mata-mata TNI-Polri itu menyamar sebagai guru, tenaga medis, PNS, pedagang, pedagang kaki lima, pedagang asongan, dan tukang ojek.
Serta sopir angkutan, sopir rental, penjual es keliling, penjual pakaian keliling, penjual tiket, penjual pulsa, konter HP, pendeta, majelis gereja, pengelola rumah makan, tukang bangunan, tenaga kerja project infrastruktur, jurnalis, dan lain-lain.
Seorang anggota TPBPB bagian dari Goliath Tabuni telah menembak mati lalu memutilasi warga sipil tak bersalah pada 2020 silam.
Yunus Sani, warga asli Papua yang berprofesi sebagai petani menjadi korban pembunuhan oleh TPNPB pada Jumat (29/5/2020) silam.
Yunus ditembak mati TPNBP di Jalan Trans Papua Magataga (perbatasan Kabupaten Intan jaya dan Kabupaten Paniai).
Seperti dilansir dari Kompas TV, pria berusia 40 tahun itu dibunuh dengan cara sadis.
Ia ditembak, lalu jasadnya dimutilasi dan dibungkus dalam sebuah karung.
Kapendam XVII Cendrawasih saat itu, Kolonel Cpl Eko Daryanto menyebut tindakan TPNPB itu sangat biadab.
"KKB Papua OPM seakan menebar virus mencabut nyawa para warga asli Papua yang berada di bumi Papua, ini sangat biadab dan tentu tidak benar," kata Kolonel Cpl Eko Daryanto melalui keterangan resminya pada Sabtu (6/6/2020).
Selanjutnya, seorang anggota TNI dari satuan Yonif 715/Matuliato bernama Letda Inf Rudi Sipayung tertembak saat kontak senjata denganGoliath Tabuni.
Insiden baku tembak antara personel TNI denganTPNPB itu terjadi di Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua, pada Minggu (15/8/2021).
Seperti dilansir dari Kompas TV, Danrem 173/PVB Matuliato saat itu, Brigjen TNI Iwan Setiawan, mengungkapkan peristiwa terjadi ketika personel Yonif 715/Matuliato tengah berpatroli lalu disergap TPNPB di Distrik Gome.
Saat penyergapan tersebut, kata Iwan,TPNPB langsung melepaskan tembakan ke arah para personel TNI yang sedang berpatroli itu.
Karena serangan mendadak tersebut, salah satu personel TNI, Letda Inf Rudi Sipayung, mengalami luka tembak dalam kejadian itu.
"Memang benar terjadi kontak tembak di Gome hingga menyebabkan satu prajurit dari Yonif 715/Matuliato terluka tembak," kata Iwan saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (16/8/2021).
Iwan mengungkapkan, pihak yang melakukan penyergapan terhadap personel TNI itu merupakan kelompok pimpinan Goliath Tabuni.
Mereka diketahui sudah bergeser dari Distrik Tinggi Nambut, Kabupaten Puncak Jaya, ke Distrik Gome.
"Wilayah Gome (kini) dikuasai kelompok Goliath Tabuni," kata Iwan.
(*)