Alumnus Pesantren Darul Hikmah, Peunaga Rayeuk, Aceh Barat dan juga alumnus Dayah Baitussabri, Aceh Besar, ini sejak SMP hingga SMA dikabarkan selalu mendapat nilai bagus dan mondok di Al Fatah Temboro selama enam bulan untuk belajar dan mengambil tarekat, juga di Sitogiri, Jawa Timur, selama enam bulan.
Mulia Nata juga sempat mondok di Gresik dan terakhir sebelum ke Mesir, ia mengikuti daurah di Darul Mustafa Cabang Karanganyer.
Menempuh Pendidikan di Pesantren Sejak Umur 13 Tahun
Kehidupan Mulia Nata di masa kecil sama seperti anak-anak pada umumnya.
Menurut Tgk Jumadi, hanya sampai pada usia 13 tahun saja ia mendidik dan menemani Mulia Nata.
Sejak usia 13 tahun hingga meninggal, Tgk Mulia Nata selalu dalam kondisi menuntut ilmu dari satu pesantren ke pesantren lainnya.
Tgk Jumadi bersama keluarga besar lainnya tak dapat berbuat banyak untuk sang putra, selain berdoa.
Tgk Jumadi tampak tak kuasa menahan tangis manakala melihat anak mudanya itu terkulai lemah tak sadarkan diri dalam perawatan medis di rumah sakit.
“Bangun Nak, sehat kembali ya, Nak. Ya Allah, sembuhkanlah anakku, sadarkanlah ia. Lekas sembuh anakku, kami orang tuamu di sini, Nak.
Kami semua mendoakanmu. Tolong dengar kami, Nak,” begitu antara lain kata yang terucap dari bibir ayahanda Mulia Nata.
Seorang sahabat Mulia Nata dalam sebuah tulisan pendeknya di grup WA mengisahkan bahwa tatkala ia di Mesir, Teungku Mulia Nata-lah yang menemaninya ziarah ke 100 makam ulama.
Baca Juga: Keberadaan Handphone Mahasiswa IPB yang Tewas di Pulau Sempu Masih Jadi Tanda Tanya