"Saat ini, kami masih proses pendataan, termasuk permintaan tracking kontainer tersebut. Memang ada penyampaian awal saksi. Sepengetahuan dia sebagai pihak keamanan di sana, menyampaikan dari rekam jejak kontainer itu, memang dari wilayah (Indonesia) Timur. Tapi kami perlu pastikan kembali ya," jelas Krisnha.
Krisnha menambahkan, peti kemas yang berlokasi di terminal bongkar muat 01 Perca Tanjung Priok itu sudah ada di darat sejak Desember 2023.
"Dari penelusuran kami, dari tiga orang yang kami periksa, bahwasannya peti kemas ini sejak akhir bulan Desember 2023 berada di Jakarta. Namun, lebih tepatnya kami masih proses permintaan data dari pihak perusahaan yang melakukan kegiatan bongkar muat ini," lanjutnya.
Tak ada tanda kekerasan
Berdasarkan pemeriksaan sementara, polisi tak menemukan tanda-tanda kekerasan pada jasad wanita itu.
"Dari pengamatan kami, kemarin juga ada beberapa saksi yang ikut lihat, secara kasat mata sejauh ini belum ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan," ungkap Krisnha.
Meski begitu, jasad perempuan tersebut masih harus menjalani otopsi guna penyelidikan lebih lanjut.
"Makanya kami menunggu nanti proses dari visum atau otopsi luar dan dalam," ujar Krisnha.
"Saat ini jenazah ada di RS Polri yang mana dibantu oleh teman-teman dari Inafis Polda maupun Puslabfor Polri ya," imbuhnya.
(*)