Beberapa saat kemudian datang dua pelaku lainnya yang ikut menganiaya Bintang Balqis.
Aksi kekerasan itu baru berhenti setelah Bintang diselamatkan oleh santri lainnya.
Saat itu Bintang juga sempat diobati luka-lukanya oleh para santri dan pelaku.
Kemudian dua hari kemudian, Kamis (23/2/2024), Bintang dibawa ke RS Arga Husada Ngadiluwih oleh para pelaku menggunakan motor.
Namun saat di sana kondisi Bintang sudah meninggal dunia.
Jenazah Bintan Balqis Maulana diantar ke rumahnya di Banyuwangi pada Jumat (24/2/2024).
Ibu Bintang, Suayanti mengatakan kalau anaknya sempat memanggil nama kakeknya.
Namun hal itu justru membuat keempat tersangka semakin kalap memukuli hingga membanting Bintang Balqis.
Hal itu diungkap Suyanti berdasarkan pengakuan para santri yang menjadi saksi penganiayaan Bintang.
"Bintang itu teriak Mbah Nang, Mbah Dok," kata Suyanti.
Ia menjelaskan, Bintang sehari-hari memang memanggil kakak neneknya dengan sebutan Mbah Lanang dan Mbah Wedok.
Suyanti juga menuturkan bahwa sejak usia 2 tahun Bintang memang dirawan oleh kakek dan neneknya, Buwasan dan Yatimah.
Keduanya telah merawat Bintang seperti anak sendiri.
Kapolres Kota Kediri, AKBP Bramastyo Priaji mengatakan, 4 tersangka penganiaya Bintang kini masih menjalani pemeriksaan.
"Mereka adalah MN (18) asal Sidoarjo, MA (18) asal Nganjuk, AK (17) asal Surabaya, dan AF (16) asal Denpasar," kata dia.
Menurut kuasa hukum para pelaku, Rini Puspitasari, para santri senior ini mengaku frustasi karena Bintang sulit untuk diajak komunikasi.
"Bintang saat ditanya jawabannya tidak nyambung, saat itulah emosi kemudian dipukul," kata Rini.(*)
Source | : | Kompas.com,TribunTrends.com |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Desy Kurniasari |
Komentar