Namun demikian, angka sementara luas panen Januari-April 2024 diperkirakan mencapai 399,8 ribu hektar atau mengalami penurunan -33,35 persen.
“Prediksi puncak panen tahun 2024 bergeser, akibat mundurnya masa tanam padi menjadi bulan April 2024. Inilah salah satu kondisi harga beras naik karena posisi pasokan belum panen,” katanya.
Dia mengimbau, pada saat panen raya tetap harus memperhatikan para petani.
Jangan sampai mereka tidak dapat menikmati panen raya.
Lebih lanjut, Marsudijono memaparkan, produksi padi di Provinsi Jawa Barat pada Januari-Desember 2023 mengalami penurunan sebesar -3,11 persen dibandingkan Januari-Desember 2022.
“Pada tahun 2022 produksi padi mencapai 9.433,7 ton mengalami penurun 293,7 ribu ton, sehingga menjadi 9.140,0 pada tahun 2023,” tuturnya.
Adapun untuk produksi padi pada Januari-April 2024 diperkirakan mengalami penurunan sebesar -33,73 persen.
“Januari-April 2023 itu angkanya 3.448,7 ribu ton menjadi 2.285,3 ribu ton pada Januari-April 2024. Secara presentase mengalami penurunan -1.163,4 ribu ton,” ungkapnya.
Produksi beras, kata dia, sudah ditetapkan angka pada tahun 2023 mencapai 5.447,8 ton mengalami penurunan sebesar -3,11 persen. Secara nilai kurang lebih -169,6 ribu ton penurunannya, menjadi 5.278,2 ton.
“Angka sementara untuk panen berikutnya, dilihat pada tahun 2024 produksi beras juga mengalami penurunan sebesar -671,9 ribu ton secara presentase 33,73 persen,” ucapnya.
Pihaknya memprediksi produksi beras mengalami penurunan di Jawa Barat.