GridHot.ID - Arti kedutan di tubuh seringkali dianggap sebagai pertanda atau simbol dalam kepercayaan tradisional Jawa.
Salah satu area yang sering kali menjadi perhatian adalah kedutan di ketiak.
Dalam primbon Jawa, kedutan di ketiak dianggap memiliki makna tertentu yang bisa menjadi pertanda baik atau buruk.
Mari kita telusuri lebih lanjut tujuh arti kedutan di ketiak menurut primbon Jawa, sambil mengeksplorasi kebenaran di balik mitos ini.
1. Kedutan di Ketiak Sebelah Kanan
Menurut kepercayaan Jawa, kedutan di ketiak sebelah kanan sering dianggap sebagai pertanda baik.
Ini diinterpretasikan sebagai keberuntungan atau berita baik yang akan datang dalam waktu dekat.
Orang-orang percaya bahwa rezeki atau keberuntungan sedang mengalir ke arah mereka, dan mereka seharusnya bersiap-siap untuk menerima berkah tersebut.
2. Kedutan di Ketiak Sebelah Kiri
Sementara kedutan di ketiak sebelah kanan dianggap sebagai pertanda baik, kedutan di ketiak sebelah kiri sering dihubungkan dengan berita kurang baik.
Ini bisa menjadi peringatan akan adanya rintangan atau tantangan yang akan dihadapi dalam waktu dekat.
Baca Juga: 6 Arti Kedutan di Bahu, Peringatan Akan Ada Konflik dalam Hubungan
Orang-orang percaya bahwa mereka perlu lebih berhati-hati dan waspada terhadap kemungkinan masalah yang mungkin muncul.
3. Kedutan di Ketiak Bagian Depan
Kedutan di bagian depan ketiak sering dianggap sebagai pertanda bahwa seseorang akan segera bertemu dengan seseorang yang penting dalam hidup mereka.
Ini bisa jadi dalam konteks asmara, pertemanan, atau bahkan dalam hal bisnis.
Orang-orang percaya bahwa pertemuan ini akan membawa dampak signifikan dalam kehidupan mereka.
4. Kedutan di Ketiak Bagian Belakang
Di sisi lain, kedutan di bagian belakang ketiak dianggap sebagai pertanda bahwa seseorang mungkin akan meninggalkan lingkungan atau situasi tertentu dalam waktu dekat.
Ini bisa mencakup perubahan pekerjaan, pindah rumah, atau bahkan mengakhiri hubungan.
Meskipun terkadang dianggap sebagai peristiwa yang menantang, banyak yang percaya bahwa hal ini membuka pintu untuk kesempatan baru.
5. Kedutan di Ketiak Wanita Hamil
Bagi wanita hamil, kedutan di ketiak sering dianggap sebagai pertanda bahwa kelahiran akan segera terjadi.
Baca Juga: 10 Arti Kedutan di Jari Tangan, Ada Kabar Baik Soal Pekerjaan
Ini dianggap sebagai tanda bahwa tubuh sedang bersiap-siap untuk proses persalinan.
Meskipun hanya mitos, banyak wanita percaya bahwa kedutan ini adalah bagian dari persiapan alami tubuh menjelang kelahiran.
6. Kedutan di Ketiak Anak Kecil
Kedutan di ketiak anak kecil sering dianggap sebagai pertanda bahwa anak tersebut akan mendapatkan pertumbuhan atau perkembangan baru dalam kehidupannya.
Ini bisa mencakup pencapaian penting di sekolah, perubahan perilaku, atau bahkan pertanda bakat khusus yang mungkin dimiliki oleh anak tersebut.
7. Kedutan di Ketiak Orang Tua
Bagi orang tua, kedutan di ketiak sering dianggap sebagai pertanda bahwa mereka mungkin akan menerima berita dari atau tentang anak-anak mereka.
Ini bisa berupa kabar baik tentang prestasi anak-anak mereka, atau bahkan kabar yang memerlukan perhatian dan penyelesaian dari orang tua.
Kesimpulan:
Meskipun dalam primbon Jawa, kedutan di ketiak diinterpretasikan dengan berbagai makna, penting untuk diingat bahwa ini hanyalah mitos dan kepercayaan tradisional.
Tidak ada bukti ilmiah yang menegaskan hubungan langsung antara kedutan di ketiak dengan peristiwa tertentu dalam kehidupan seseorang.
Baca Juga: 5 Arti Kedutan di Dahi, Ada Keputusan Besar yang Akan Dihadapi
Namun, bagi mereka yang mempercayainya, kedutan di ketiak bisa menjadi cara untuk menafsirkan dan merespons peristiwa dalam hidup mereka.
Dengan demikian, sambil menghormati warisan budaya dan tradisi, bijaksanalah untuk tidak terlalu mengandalkan primbon Jawa atau kepercayaan serupa untuk mengambil keputusan penting dalam kehidupan.
Lebih baik untuk mengandalkan pengetahuan dan informasi yang lebih kredibel dan terbukti secara ilmiah dalam menghadapi tantangan dan keputusan hidup.(*)
Source | : | ChatGPT (AI) |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Desy Kurniasari |
Komentar