Masaki mengatakan, pekerja Indonesia saat ini sudah tersebar di berbagai sektor ekonomi di Jepang, seperti di bidang pertanian, perikanan, perawatan, dan manufaktur.
Ia mengutarakan harapannya agar Pekerja Migran Indonesia (PMI) dapat belajar banyak keterampilan saat bekerja di Jepang supaya saat pulang ke Indonesia dapat membawa ilmu yang bermanfaat tersebut untuk sejawatnya di Tanah Air.
Dengan demikian, transfer ilmu pengetahuan dapat berjalan dan menguntungkan Indonesia.
"Harapan kami supaya semakin banyak tenaga kerja Indonesia yang bekerja di Indonesia dan (nantinya) kembali ke Indonesia dengan keterampilan yang sangat tinggi supaya menguntungkan kedua negara," tutur Masaki.
Masaki juga menyatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk terus menjamin lingkungan kerja yang aman dan nyaman bagi PMI di Jepang.
Kerja sama bilateral bidang ketenagakerjaan antara Indonesia dan Jepang yang telah dilakukan, selain program pemagangan, juga penempatan PMI, pengembangan layanan ketenagakerjaan, dan penugasan Penasihat JICA bidang Ketenagakerjaan dan pengembangan SDM di Kementerian Ketenagakerjaan.
Di sisi lain, Menaker Ida Fauziyah mengatakan sudah lebih dari 100 ribu pekerja Indonesia dikirim ke Jepang dalam program kerja sama pemagangan yang sudah terjalin selama 30 tahun.
Ia menyebut, ribuan pekerja Indonesia saat ini juga bekerja sebagai perawat di Jepang.
Mereka dikirim melalui 16 gelombang penempatan yang dilakukan di bawah implementasi Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) sejak 2008 hingga 2023
"Total jumlah penempatan nurse sebanyak 754 orang dan 3.196 orang caregiver, " ujarnya dalam pertemuan dengan Dubes Masaki, Selasa.
(*)
Source | : | TikTok,Antaranews.com |
Penulis | : | Siti Nur Qasanah |
Editor | : | Siti Nur Qasanah |
Komentar