Nurul terus menangis. Air matanya tampak meleleh membasahi pipinya.
Nurul meminta agar videonya dibagikan hingga didengar.
”Aku mau kabur. Tapi rumahnya dikunci semua. Tolong di-share teman-teman, kakak-kakak saya, saudara saya. Terutama yang kerja di Oman, tolong saya,” kata Nurul.
Sudah berkali-kali disiksa
Nurul Huda mengaku bahwa dirinya sudah berkali-kali menerima penyiksaan oleh sang majikan.
Kendati menahan segala siksaan, Nurul tetap tegar.
Namun, lama-kelamaan fisik dan batinnya tak lagi mampu menahan ulah kekejaman sang majikan.
Ia meminta tolong lewat videonya untuk diviralkan dan berharap pihak KBRI mengetahuinya.
”Tetapi saya sabar. Tolong, tolong teman-teman yang di Oman, kasih tahu KBRI, tolong bantu saya keluar dari rumah ini. Rumah ini sudah dikunci semua,” kata Nurul.
Dalam video itu, Nurul terdengar tidak hanya menggunakan bahasa Indonesia, tetapi juga bahasa Mbojo (bahasa Bima). Ia terdengar menyebut nama anggota keluarga.
”Kakak kirim nomor Whatsapp. Biar saya kirim lokasi. Bawa polisi. Bawa polisi,” kata Nurul.