Bungsu dari tiga bersaudara anak Kolonel (Mar) Purn (Alm) Christian Samuel dan PNS TNI AL Cherley Pattinama itu mengaku tertarik dengan senjata karena ayahnya yang terakhir berdinas di Kodam Trikora (sekarang Kodam XVII Cenderawasih).
"Jadi melihat orang tua dengan senjata sebagai seorang penembak saya mulai sangat tertarik dengan senjata," kata Maria di Pusdikpal Kodiklatad Cimahi Jawa Barat pada Kamis (25/3/2021).
Serda Maria mengaku sudah mendalami meriam itu kurang lebih selama empat tahun sejak ia berdinas di Pusdikpal Kodiklatad Cimahi pada 2016 lalu.
Perempuan kelahiran Jayapura 9 Januari 1996 itu juga tampak fasih ketika ditanya wartawan soal keunggulan meriam tersebut.
"Jarak tembaknya cukup jauh. Kalau 76 gunung ini jarak tembaknya kurang lebih kalau menggunakan empat butir munisi itu dengan elevasi 45 derajat itu kurang lebih bisa mencapai jarak kurang lebih 8.750 meter," kata Serda Maria.
Menjadi seorang guru militer bidang senjata di Pusdikpal bagi Prajurit TNI AD yang dilantik pada 2015 itu tidaklah mudah.
Awalnya perempuan yang sejak lahir hingga sebelum masuk TNI AD itu harus rajin bolak-balik untuk belajar di Departemen Senjata Pusdikpal Kodiklatad.
Setelah dianggap menguasai senjata tertentu, ia kemudian harus menyiapkan paket instruksi dan materi lain untuk mengajar.
Belum selesai di situ, perempuan berdarah Sanger-Ambon itu harus berlatih micro teaching untuk memaparkan materi tersebut.
"Setelah dirasa cukup mantap kita dilanjutkan untuk menjadi seorang guru militer," kata Serda Maria.
Meski masih terus mendalami meriam 76 mm Gunung milik Satuan Artileri Medan, saat itu ia mengaku ingin mendalami meriam lainnya yakni meriam 23 mm Zur.