GridHot.ID - Viral di media sosial video seorang bocah bernama Gibran yang menangis kelaparan di Desa Rawapanjang, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Mirisnya, Gibran justru dimarahi dan disiram air oleh sang ibu saat meminta makan.
Kepala Desa Rawapanjang, Mohammad Agus bersama jajarannya datang menghampiri petugas Kemensos yang melakukan assessment dan memberi bantuan pada Gibran.
Melansir tribun-video.com, sosok Gibran, bocah kelaparan tapi malah dibentak ibu kandung bercerita pahitnya kehidupan.
Bocah yang tinggal di Kampung panjang, Kecamatan Bojonggede, itu mengaku kerap dimarahi ibu kandung.
Kisah pilu Gibran dibagikan akun media sosial TikTok @ahmadsaugi31.
Dalam video yang beredar, nampak Gibran diajak untuk jalan-jalan oleh TikTokers.
Masih menggunakan baju yang sama ketika dimarahi ibunya, Gibran mengajak dua adiknya ketika bertemu TikTokers.
Saat dihampiri TikTokers itu, rupanya Gibran dan dua adiknya tak ada yang mendampingi di rumah.
TikTokers itu mengajak Gibran dan dua adiknya pergi ke tempat makan.
Sesampainya di restoran cepat saji, TikTokers bertanya alasan Gibran tak mengganti bajunya.
Kemudian TikTokers itu kembali bertanya alasan Gibran kerap menangis.
Ia semakin menahan tangis karena mengetahui Gibran diduga sering mendapat siksaan dari ibu kandungnya.
Kisah Gibran yang viral di media sosial itu akhirnya mendapatkan atensi dari pemerintah setempat.
Camat Bojonggede bersama perangkat desa yang lain mendatangi rumah Gibran pada Minggu (5/5/2024).
Dilansir dari tribunnewsbogor.com, tangisan bocah yang kelaparan di Desa Rawapanjang, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor menarik perhatian Kementerian Sosial (Kemensos) RI.
Kemensos RI pun menurunkan timnya untuk melakukan assessment terhadap keluarga dari bocah yang diketahui bernama Gibran tersebut.
Di rumah yang tak begitu besar, petugas Kemensos RI menyampaikan maksud dan tujuan dari kedatangannya kepada ayah dari Gibran yakni Hamzah.
Bapak dari tiga orang anak itupun merespons baik dan juga menerima bantuan yang diberikan oleh petugas.
Usai memberikan bantuan, petugas Kemensos itupun masih berada di depan rumah Gibran sambil berbincang dengan tim lainnya.
Tiba-tiba Kepala Desa Rawapanjang, Mohammad Agus bersama jajarannya datang menghampiri petugas Kemensos.
Mohammad Agus pun menanyakan maksud dan tujuan dari kedatangan petugas Kemensos di tempat tersebut.
"Kenapa diarahkan ke sini? Siapa yang mengarahkan ke sini?," tanya pak Kades kepada petugas Kemensos dengan raut wajah kurang bersahabat.
Petugas Kemensos pun menjelaskan bahwa timnya belum sempat mendatangi kantor desa sehingga langsung mendatangi lokasi.
Dengan lemah lembut, petugas itu menerangkan bahwa mendapat intruksi untuk menindaklanjuti video yang viral tersebut.
"Begini pak, kita kan dapat laporan yang viral itu dari pusat kemensos kita disuruh untuk menindaklanjuti, makanya kita langsung ke sini belum sempat ke pak lurah, mohon maaf kalau memang ini agak kurang berkenan," kata petugas Kemensos.
Kepala desa itupun memberikan jawaban monohok, di mana ia tidak berkenan dengan kehadiran petugas yang datang langsung ke lokasi.
Ia mengatakan bagi siapapun yang ingin berkomunikasi dengan keluarga Gibran maka harus melalui pengurus wilayah setempat.
Hal itu kata dia berdasarkan kesepakatan bersama pihak-pihak terkait dan lingkungan sekitar.
"Yang pasti iya pak tidak berkenan. Bapak enggak tau kan masalah inti di dalamnya? Bapak cuma melihat kulitnya doang kan. Jadi kita sudah musyawarahkan tempat ini kita close untuk siapapun, kalau memang mau nyari informasi di kantor kami," tegasnya.
Ia pun berkilah langkah bijaksana yang diambil itu bertujuan untuk memberikan rasa nyaman kepada kelurga Gibran dan juga menghindari kesenjangan sosial di wilayah setempat.
"Bukannya kita tidak menghormati dan tidak berterimakasih atas perhatiannya, kita ingin menjaga hak keluarga. Kita yang mengatur pak, karena dengan begini akan ada kecemburuan sosial, begini 'kok yang diperhatikan dia doang, padahal kan masih banyak rakyat kita yang butuh perhatian'," katanya.
Setelah berbincang saling menjelaskan maksud dan tujuannya, suasana di lokasi itupun pun kembali cair.(*)