Namun kebahagiaan Arya tidak berlangsung lama karena HP tersebut malah dijual ibunya.
Dari situlah Arya mulai depresi karena pola pikirnya terganggu ulah orang tua.
"HP yang sudah ia beli itu dijual oleh orang tuanya, membuat Arya mulai terganggu pola pikirnya dan malas bersekolah," ucapnya.
Saat itu, keluarga Arya kebingungan dengan kondisi yang dialami sang anak.
Ajat menyampaikan, saat itu keluarga Arya kemudian meminta solusi kepada RT dan RW setempat agar Arya bisa sehat lagi.
Dengan antusias, RT, RW dan masyarakat sekitar berusaha membantu Arya dengan berbagai upaya yang bisa dilakukan.
"Kami pernah mengantarnya ke rumah sakit, memberikan perawatan dan lain-lain," ujar dia.
Suatu ketika, Ajat menyampaikan, Arya sempat kabur dari rumah dan ditemukan di Kuningan karena depresi tersebut.
Beruntung, dengan bantuan semua pihak, termasuk pemerintah Kelurahan yang memberikan HP gratis, Arya diketemukan dan mulai bangkit lagi.
Namun handphone dan sepeda yang diberikan tersebut juga dikabarkan dijual oleh ibunya, membuat Arya kembali terganggu.
"Sebenarnya saya enggak mau menuduh dijual sama orang tuanya, tapi melihat kondisi perekonomiannya yang bisa dibilang sangat kurang, orang tuanya melihat HP dan sepeda Arya bernilai uang, sehingga dijual," katanya.