Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Temukan Jasad Korban Pesawat Lion Air JT 610, Penyelam Tim SAR: Saya Hanya Bisa Menangis dalam Air

Dewi Lusmawati - Senin, 05 November 2018 | 16:00
Jarak Pandang Terbatas, Begini Situasi Penyelaman Pencarian Korban Lion Air JT610 di Dasar Laut
www.instagram.com/kompastv

Jarak Pandang Terbatas, Begini Situasi Penyelaman Pencarian Korban Lion Air JT610 di Dasar Laut

Laporan wartawan GridHot.ID, Dewi Lusmawati

GridHot.ID - Pencarian korban kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkalpinang yang jatuh di perairan Tanjung Karawang terus dilakukan.

Bahkan seorang penyelam bernama Syachrul Anto meninggal dunia akibat dekompresi dalam tugasnya sebagai evakuator Lion Air JT610, Jumat (2/11/2018).

Beragam kisah menyentuh saat evakuasi pesawat Lion Air JT 610 bermunculan, salah satunya adalah cerita Agus Sulaiman, relawan penyelam Tim SAR.

Baca Juga : Mengenal Gejala dan Penyebab Dekompresi, Kondisi Beresiko yang Mengancam Para Penyelam di dalam Air

Seperti Syachrul Anto, Agus Sulaiman bertugas mengevakuasi bangkai pesawat dan jasad manusia dari di lokasi jatuhnya pesawat Lion Air JT 610.

Rupanya, peristiwa kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 mengguncang hati nuraninya.

Rasa kemanusiaan Agus Sulaiman terguncang ketika pertama kali mencapai dasar laut.

Terutama saat ia melihat bangkai pesawat dan jasad manusia di hadapannya.

Baca Juga : Selain Dekompresi, Berikut 6 Risiko yang Harus Dihadapi Penyelam Seperti Syachrul Anto

Hal ini seperti dikutip GridHot.ID dari Kompas TV.

Agus Sulaiman harus menyelam di kedalaman 30 meter untuk lakukan evakuasi.

"Saya hanya bisa menangis di dalam air," ungkap Agus Sulaiman menceritakan perasaannya ketika pertama kali mencapai dasar laut.

Ia mengaku tak mudah mengevakuasi korban pesawat Lion Air JT 610.

Baca Juga : 6 Fakta Syachrul Anto, Penyelam yang Gugur dalam Pencarian Korban Jatuhnya Pesawat Lion Air JT 610

Apalagi emnjadi penyelam yang penuh resiko dalam upayanya melakukan evakuasi.

Seperti halnya yang terjadi dengan penyelam Syachrul Anto, sejumlah resiko berbahaya harus dihadapi oleh penyelam saat berada di bawah air.

Dikutip GridHot.ID dari Intisari, Kompas.com dan USAToday, berikut 7 risiko berbahaya yang dihadapi oleh penyelam saat berada di bawah air.

1. Dekompresi

Dilansir dari Antara News, dekompresi adalah penyakit yang dapat memengaruhi penyelam atau orang lain (seperti penambang) yang berada dalam situasi yang melibatkan tekanan cepat penurunan suhu tubuh.

Baca Juga : Penyelam Syachrul Anto Meninggal Akibat Dekompresi Saat Evakuasi Korban Lion Air

Dekompresi terjadi ketika tekanan bawah air yang meningkat dapat menyebabkan jaringan tubuh menyerap lebih banyak nitrogen.

Jika tekanan itu tiba-tiba berkurang, nitrogen ekstra ini membentuk gelembung yang berbahaya.

Itu sebabnya penyelam juga tidak bisa sembarangan langsung naik ke permukaan sebab mereka perlu mengendalikan laju nitrogen dalam tubuh.

Decompression Sickness disebabkan oleh meningkatnya gelembung nitrogen dalam tubuh.

Ketika bernapas, sekitar 79% dari udara adalah nitrogen.

Baca Juga : Penyelam yang Meninggal Dunia Saat Evakuasi Lion Air Baru Seminggu Kembali dari Palu

Ketika turun di air, tekanan di sekitar tubuh meningkat.

Hal ini menyebabkan nitrogen untuk diserap ke dalam jaringan tubuh.

2. Barotrauma

Barotrauma adalah kerusakan yang mungkin terjadi pada kantong udara di bagian telinga tengah si penyelam.

Hal ini disebabkan oleh peningkatan tekanan bawah air. Makin dalam perairan, makin besar tekanannya.

Baca Juga : 7 Fakta Pencarian Korban Jatuhnya Pesawat Lion Air JT 610: Perintah Presiden Joko Widodo Hingga Basarnas Terjunkan Robot Penyelam

Penyelam biasanya mencubit hidung mereka atau mengunyah dan menelan ludah agar lebih banyak udara masuk ke bagian telinga tengah.

Namun perubahan tekanan yang terlalu cepat bisa menghasilkan rasa sakit yang parah bahkan cedera pada telinga.

3. Narkosis nitrogen

Narkosis nitrogen adalah keadaan seorang penyelam kehilangan kesadaran diri karena terlalu banyak nitrogen di dalam tubuh.

Tingkat narkosis nitrogen sangat dipengaruhi oleh seberapa dalam penyelam masuk ke air dan berapa banyak nitrogen yang diserapnya.

Baca Juga : Mengenal Gejala dan Penyebab Dekompresi, Kondisi Beresiko yang Mengancam Para Penyelam di dalam Air

4. Toksisitas oksigen (keracunan oksigen)

Keracunan oksigen biasanya hanya dialami penyelam yang berada di kedalaman lebih dari 41 meter.

Oksigen yang terlalu banyak diserap tubuh bisa menyebabkan gecala seperti kehilangan penglihatan, mual, kejang hingga tak sadarkan diri.

5. Emboli paru

Tekanan yang meningkat dari lingkungan bawah laut membuat napas penyelam menjad lebih padat.

Paru-paru akan mengembang saat tekanan tubuh berkurang sehingga pada level ekstrem, paru-paru akan membengkak.

Baca Juga : Selain Dekompresi, Berikut 6 Risiko yang Harus Dihadapi Penyelam Seperti Syachrul Anto

Penyelam tidak boleh menahan napas dan harus terus menjaga kestabilan napasnya.

6. Peralatan yang rusak

Kadang peralatan menyelam tidak dalam kondisi terbaik sehingga rentan mengalami kecelakaan karena alat yang rusak.

Alat pengukur kedalaman dan regulator yang rusak dapat menyebabkan penyelam tenggelam.

7. Serangan dari makhluk laut

Penyelam akan berhadapan dengan banyak makhluk laut yang kadang berbahaya.

Baca Juga : 7 Fakta Pencarian Korban Jatuhnya Pesawat Lion Air JT 610: Perintah Presiden Joko Widodo Hingga Basarnas Terjunkan Robot Penyelam

Misalnya saja ular laut dan terumbu karang yang tajam. Beberapa penyelam pernah disengat pari listrik hingga berakibat fatal.

Tujuh hal berbahaya itu yang menjadi tantangan selama menyelam makin berat saja.

(*)

Source :Kompas.com usatoday.com Kompas TV intisari antaranews.com

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x