Gede Ari mangaku mencium bau minuman kemasan itu dan kata dia, aromanya sangat menyengat seperti tinner cat.
Meski demikian, kata dia, tanggal kedaluwarsanya masih sangat jauh, yakni habis pada 2019.
"Sempat saya bakar sedikit minuman itu, dan memang apinya langsung menyambar. Badan bapak saya langsung lemas. Bibirnya bengkak seperti melepuh. Langsung kami larikan ke rumah sakit. Padahal minuman itu masih disegel. Setelah tau bapak saya keracunan, semua minuman kemasan dengan merek yang sama itu kami ambil dari warung. Kami buka semua, tapi baunya biasa-biasa saja," ungkap Ari.
Baca Juga : Lahir di Hari yang Sama, Yuk Intip Imutnya Bayi Natasha Rizky dan Herfiza!
Kasubag Humas RDUD Buleleng, Ketut Budiantara mengatakan, kondisi Perbekel Ardika saat ini sudah stabil. Dari ciri-cirinya, korban memang mengalami keracunan dengan gejala muntah-muntah dan pusing.
“Memang pasien muntah-muntah dan pusing setelah minum air kemasan. Kalau dilihat dari ciri-cirinya yang dialami ada indikasi keracunan. Tetapi belum dipastikan apakah pasien rawat inap atau bagaimana. Yang jelas kondisinya sudah membaik,” ujar Budiantara.
Serahkan ke Laboratorium
Untuk mengetahui apa kandungan di dalamya, minuman kemasan itu kini telah dibawa oleh pihak keluarga ke Polres Buleleng agar ditindaklanjuti.
Baca Juga : Lahir di Hari yang Sama, Yuk Intip Imutnya Bayi Natasha Rizky dan Herfiza!
Kasat Reskrim Polres Buleleng, AKP Mikael Hutabarat mengakui, dalam waktu dekat ini minuam tersebut akan diserahkan ke Laboratorium Forensik Denpasar.
Petugas Labfor akan melakukan pengecekan apa sebenarnya kandungan minuman yang membuat Perbekel Desa Jinengdalem, Ketut Ardika harus mendapat perawatan di rumah sakit.
"Baunya memang menyengat, tapi kami belum bisa memastikan apa kandungannya. Akan kami kirim untuk diteliti," singkatnya.
Jadi hati-hati saat mengonsumsi minuman kemasan, ya.
Artikel ini telah tayang di Tribun Bali dengan judul Mulut Perbekel Jinengdalem Melepuh, Rasanya Terbakar Usai Tenggak Minuman Kemasan
(*)
Source | : | tribun bali |
Penulis | : | None |
Editor | : | Chandra Wulan |
Komentar