Gridhot.ID - Ditilik dari segi historinya, Organisasi Papua Merdeka (OPM) merupakan 'bom waktu' peninggalan Belanda karena tak rela menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia sebagai pemilik sebenarnya pada November 1969.
Sempat terbesit juga di benak kompeni Belanda untuk membentuk negara boneka Papua.
Namun apa lacur, Irian Barat harus tetap menjadi milik Indonesia maka Belanda membuat OPM sebagai peninggalan tanda sakit hati layaknya gerakan separatis macam Republik Maluku Selatan (RMS).
Dari zaman sejak merdeka hingga sekarang, Indonesia telah mengalami pelbagai macam pemberontakan.
Baca Juga : Menhan Ryamizard Ryacudu Tanggapi Pembunuhan di Nduga, Tidak Ada Negosiasi Menyerah atau Diselesaikan
Syukur, sebagian besar pemberontakan dapat dipadamkan dengan mengedepankan musyawarah beradab.
Namun jika dirasa musyawarah sudah tak digubris dan gerakan separatis mengancam kedaulatan negara, mau tak mau aspek kekerasan bersenjata dilakukan.
TNI dan Polri sebagai aparat keamanan negara ialah unsur utama dalam menangani hal-hal semacam ini.
Untuk itulah mereka harus dibekali dengan persenjataan mutakhir untuk melibas gerakan separatis.
Terinspirasi dari Operasi Pembebasan Sandera Mapenduma tahun 1996 yang kala itu menggunakan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) Searcher pinjaman dari Singapura, maka belakangan ini TNI akan membeli wahana serupa.
Dikutip dari militaryfactory.com, drone tempur yang bakal diakuisisi TNI ialah CASC CH-4 Rainbow besutan China Aerospace Science and Technology Corporation.