Find Us On Social Media :

Istri Korban Pembantaian Papua Ungkap Percakapan Terakhirnya dengan sang Suami, Sempat Melarang Ikut ke Nduga

Helikopter milik TNI yang digunakan untuk mengevakuasi para korban pekerja di Nduga, Papua. (

“Dia laki-laki terbaik, Bapak terhebat dan suami yang luar biasa. Dia mencari uang untuk menafkahi anak istrinya. Meski jauh dan berbahaya, tapi dia tetap pergi. Karena dia yakin, semua akan baik-baik saja,” kata Pasa saat diwawancarai.

Samuel meninggalkan empat anak.

Anak pertama berusia 17 tahun dan masih duduk di bangku SMP, sementara yang paling kecil masih balita berusia tiga tahun.

Baca Juga : Stres Hilang dan Tubuh Jadi Rileks Hanya dengan Ramuan Perendam Kaki Berikut!

Kepergiannya ke Nduga belum genap dua bulan.

Selama itu, Pasa dan Samuel hanya bisa berkomunikasi lewat ponsel beberapa kali.

Sebab, di lokasi tempat Samuel bekerja, tidak ada sinyal dan sulit dijangkau kendaraan.

“Dia berangkat ke Papua tanggal 13 Oktober, tanggal 14 November komunikasi terakhir, karena dia turun ke Timika. Dia bercerita, dia sangat hati-hati di sana. Dia tidak berani macam-macam karena jika ada masalah walau sepele akan berujung penumpasan,” ujarnya.

Baca Juga : Sempat Chubby, Intip Transformasi Paula Verhoeven Hingga Jadi Supermodel Seperti Sekarang!

Saat itu, firasat Pasa sudah tidak enak.

Dia sempat melarang Samuel untuk pergi naik gunung ke lokasi kerjanya di Nduga.

Pasa memaksa Samuel untuk menetap di Timika dan mencari pekerjaan lain.