Find Us On Social Media :

KKSB Egianus Kogeya Eksekusi Mati Para Pekerja Trans Papua Sambil Menari-nari

Jimmy Aritonang, korban selamat penembakan KKSB Egianus Kogeya

Pagi harinya pukul 06.00 WIT Jimmy dan korban lainnya sampai di Puncak Kabo.

Tangan mereka diikat dan seluruh karyawan diminta mengaku sebagai anggota TNI.

"Jadi mereka membawa alat kamera untuk merekam. Ada tiga orang teman kami diminta mengaku sebagai anggota TNI yang berasal dari satuan Kopassus, BIN dan Bais. Saya secara pribadi tidak tahu maksud mereka. Di Puncak Kabo kami ketakutan, disiksa dan hanya bisa berdoa agar Tuhan melindungi kami," kata Jimmy.

Usai itu, ketiga rekan Jimmy diikat jadi satu dan ditembak dari jarak dekat menggunakan 6 pucuk senapan serbu dan 3 buah pistol tepat didepan matanya.

Baca Juga : Tangis Irawan Pecah Saat Bertemu Kembali dengan Keluarganya Setelah Berhasil Selamat dari Tragedi Pembantaian di Nduga Papua

"Saat itu, saya melihat mereka memiliki 6 pucuk senjata laras panjang dan 3 senjata laras pendek. Itu yang saya lihat. Tidak tahu apakah mereka masih memiliki senjata lain yang disembunyikan," katanya.

Jimmy juga mengungkapkan ia bersama rekan-rekannya kemudian dikelilingi KKSB sambil menari menembaki mereka.

"Senjata itu digunakan untuk menembak kami. Ada tari-tarian yang mereka lakukan. Lalu mereka menembak sambil mengelilingi dan menari. Saat itu, tembakan mereka jadi tidak terarah dan ada di antara kami yang tidak kena tembak, termasuk saya. Namun, kami semua pura-pura mati," tuturnya.

Setelah mengeksekusi korbannya, KKSB Egianus Kogeya pergi begitu saja ke atas bukit.

Sebelum pergi KKSB menancapkan sebuah kayu dan meninggalkan tas noken di tempat eksekusi.

"Jadi, di dekat lokasi eksekusi, mereka menggali tanah dan menancapkan kayu. Di kayu itu ada sebuah surat yang mereka letakkan di sebuah tas noken. Kemudian mereka pergi meninggalkan kami begitu saja dengan naik ke bukit. Mereka berpikir kami semua sudah mati," kata Jimmy.

 

(*)